MAKLUMAT – Langkah mantap Prof. Dr. Sarkawi B Husain, S.S., M.Hum, kembali menorehkan jejak baru. Sejarawan yang lama bergelut dengan riset kota, batas, dan kebudayaan itu resmi dilantik sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair), Senin (8/9/2025).
Pelantikan berlangsung khidmat di Gedung Rektorat Unair, dipimpin langsung Rektor Unair, Prof Dr Muhammad Madyan SE MSi MFin. Dalam sambutannya, Prof Madyan menegaskan FIB memegang peran strategis. Fakultas ini harus menguatkan identitas bangsa, memperkaya tradisi akademik, dan menjembatani nilai budaya dengan kebutuhan masyarakat modern.
Syarkawi lahir dari rahim Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Hasanuddin (Unhas). Setelah menuntaskan S1 di Fakultas Sastra Unhas, ia melanjutkan S2 dan S3 di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Namanya semakin dikenal ketika menekuni riset sejarah perkotaan, perbatasan, transformasi lingkungan, hingga kebudayaan Jawa Timur. Pada Desember 2024, Unair mengukuhkannya sebagai Guru Besar Ilmu Sejarah. Dalam pidato pengukuhan berjudul Kota Surabaya: Kota Pergerakan, Kota Revolusi, dan Amnesia Sejarah, ia mengingatkan betapa bangsa ini sering lupa pada pelajaran masa lalu.
Syarkawi menulis banyak publikasi ilmiah. Di antaranya Pelaksanaan Opiumpacht: Monopoli Perdagangan Opium Melalui Perantara Bandar di Keresidenan Kediri, 1833–1900 dan Komunitas Berbaju Hitam: Sejarah, Perempuan, dan Pendidikan dalam Masyarakat Adat Tana Towa Kajang, Sulawesi Selatan.
Ia tidak hanya meneliti kota besar seperti Surabaya, tetapi juga menaruh perhatian pada masyarakat adat, wilayah perbatasan, hingga daerah terluar Indonesia. Semua risetnya menegaskan satu hal: sejarah adalah cermin bangsa. “Sejarah mengajarkan kita untuk tidak mengulang kesalahan yang sama,” ujarnya usai pelantikan.
Amanah Baru
Kini, amanah sebagai Wakil Dekan I FIB Unair menantinya. Ia bertekad memperkuat tradisi akademik yang berakar pada budaya sekaligus relevan dengan tantangan zaman. “Saya ingin FIB tetap kritis, inovatif, dan mampu membumi,” tegasnya.
Sivitas akademika menyambut hangat pelantikannya. Para dosen dan mahasiswa berharap ia bisa memperluas jejaring akademik serta menghadirkan pembelajaran yang lebih segar.
Rimba Ayu, alumni IMM Unair, mengingat kembali kiprah Syarkawi sejak awal. “Tahun 2007, beliau dosen pertama yang kami ajak bicara tentang pendirian IMM di Unair. Dari beliau kami belajar menyatukan semangat akademik dengan ideologi pergerakan,” kenangnya.
Dari ruang kelas hingga ruang publik, Syarkawi konsisten mengingatkan pentingnya merawat ingatan bangsa. Bagi dia, kota bukan sekadar bangunan, batas bukan sekadar garis, dan sejarah bukan sekadar catatan. Semuanya adalah ingatan yang harus dijaga.***