
MAKLUMAT — Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Utara, Shohibul Anshor Siregar, menegaskan pentingnya memaknai ibadah puasa Ramadan dan Hari Raya Idulfitri sebagai refleksi untuk menciptakan good governance di Indonesia.
Meskipun Indonesia seringkali diimajinasikan sebagai sebuah negara yang sekuler, Siregar menilai semestinya hikmah dan nilai-nilai yang terkandung dalam praktik puasa selama Bulan Ramadan dapat diintegrasikan dalam pembentukan kebijakan publik.
Ia menegaskan, ibadah puasa bukan semata menahan lapar dan dahaga, tetapi juga meningkatkan kesadaran sosial serta tanggung jawab terhadap sesama. Begitu pun Hari Raya Idulfitri, yang harus dipahami dan dimaknai bukan hanya sekadar perayaan dalam kalender kerja, namun momentum untuk melakukan refleksi dan introspeksi, termasuk bagi pemerintah.
“Hari Raya (Idulfitri) ini adalah momentum refleksi dan introspeksi bagi setiap individu, khususnya pemerintah. Kami berharap pemerintah dapat memanfaatkan momen ini untuk memperkuat komitmen dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan akuntabel,” ujar Siregar, dikutip dari jaringan media afiliasi Tajdid.ID, Ahad (30/3).
Lebih lanjut, Siregar menekankan bahwa nilai-nilai ketakwaan yang diperoleh dari puasa harus dapat mendorong para pemimpin bangsa serta masyarakat untuk berperilaku lebih baik. “Disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab adalah prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam pengambilan keputusan di tingkat pemerintahan,” tegasnya.
Tak hanya itu, ia menegaskan bahwa puasa Ramadan dan Hari Raya Idulfitri harus bisa menjadi pendorong untuk memberantas segala perilaku dan tindakan negatif, seperti korupsi hingga penyalahgunaan kekuasaan. Sehingga tercipta tata kelola dan sistem pemerintahan yang baik, transparan, dan berkeadilan (good governance).
“Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ketakwaan ke dalam kebijakan publik, pemerintah dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkeadilan,” tambah Siregar.
Selain itu, Siregar berharap agar setiap Muslim, baik sebagai individu maupun pemimpin, dapat menjadikan momentum Hari Raya Idulfitri ini sebagai titik awal untuk berkomitmen pada perbaikan sosial. “Kami perlu berkolaborasi untuk mewujudkan nilai-nilai ketakwaan, demi terciptanya kehidupan yang harmonis dan sejahtera bagi seluruh umat,” pungkasnya mengakhiri.