
MAKLUMAT – Puncak arus mudik Lebaran 2025 terjadi pada H-3 Idulfitri 1446 Hijriah, Jumat (28/3/2025). Sebanyak 1,4 juta kendaraan meninggalkan Jakarta, Bogor, Depok Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) untuk menuju ke kampung halaman. Pemerintah kini bersiap menghadapi arus balik yang juga rumit penanganannya.
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi dan Kakorlantas Polri Irjen Pol Drs. Agus Suryonugroho S.H, M.Hum menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan untuk membahas pengendalian arus balik Lebaran 2025.
Rapat koordinasi berlangsung di Kantor Jasa Marga KM 70 Tol Cikatama, Sabtu (29/3/2025), guna memastikan kelancaran lalu lintas pasca-puncak arus mudik.
Menhub Dudy menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan strategi guna memastikan arus balik berjalan aman dan lancar. Ia mengimbau masyarakat untuk mengatur waktu perjalanan dengan merujuk pada pola arus mudik sebelumnya.
“Kami telah membahas berbagai skenario arus balik agar perjalanan masyarakat lebih teratur. Kami mengimbau pemudik untuk mengatur jadwal keberangkatan dengan baik,” ujar Dudy dikutip dari keterangan resmi, Ahad (30/3/2025).
Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menambahkan, pihaknya terus mengevaluasi pelaksanaan arus mudik guna menentukan langkah terbaik dalam mengelola arus balik.
Salah satu strategi yang disiapkan adalah penutupan sistem one way serta penerapan contra flow di titik-titik tertentu.
“Kami sudah merancang skenario contra flow arus balik dari KM 70 hingga KM 37, serta one way lokal yang akan diterapkan secara bertahap. Mulai dari KM 70 ke arah timur dan dari Kalikangkung ke arah barat,” kata Agus.
Ia menegaskan bahwa puncak arus mudik telah berlalu dengan baik dan saat ini tinggal menunggu sisa-sisa keberangkatan. Pemerintah juga telah memutuskan untuk menutup sistem one way di KM 70 setelah memastikan kondisi lalu lintas lebih terkendali.
“Pak Menteri memastikan kondisi malam ini sudah lebih lengang. Kami bersama Korlantas, Jasa Marga, dan Jasa Raharja telah sepakat untuk mengakhiri sistem one way di KM 70,” jelasnya.
1,4 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
Sementara itu, menurut data PT Jasa Marga (Persero) Tbk, sebanyak 1.438.380 kendaraan meninggalkan wilayah Jabodetabek pada periode H-10 hingga H-3 Idulfitri 1446 H (21-28 Maret 2025). Angka ini naik 26,3% dibandingkan lalu lintas normal (1.139.244 kendaraan) dan naik 0,7% dari arus mudik Lebaran 2024 (1.428.641 kendaraan).
Mayoritas kendaraan atau sebanyak 775.096 unit (53,9%) bergerak ke arah timur (Trans Jawa dan Bandung), 384.205 kendaraan (26,7%) ke arah barat (Merak), dan 279.079 kendaraan (19,4%) ke arah selatan (Puncak).
Untuk arah timur, sebanyak 511.628 kendaraan melintas di Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama menuju Trans Jawa, mengalami lonjakan 130% dibandingkan kondisi normal. Sementara itu, 263.468 kendaraan melintasi GT Kalihurip Utama menuju Bandung, naik 2,2% dari lalu lintas normal.
Di arah barat, 384.205 kendaraan melintas di GT Cikupa menuju Merak, sedikit lebih rendah 0,6% dibandingkan kondisi normal. Sedangkan di arah selatan, GT Ciawi mencatat 279.079 kendaraan menuju Puncak, meningkat 2,3% dari kondisi normal.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, mengungkapkan bahwa pada H-3 (28 Maret 2025), arus kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek mencapai 258.383 kendaraan, naik 63,1% dari lalu lintas normal.
“Peningkatan tertinggi terjadi di GT Cikampek Utama dengan total 126.518 kendaraan atau naik 303,1% dari kondisi normal. Sementara itu, GT Kalihurip Utama mencatat 39.283 kendaraan (naik 3,7%), GT Ciawi sebanyak 40.297 kendaraan (naik 6,3%), dan GT Cikupa sebanyak 52.285 kendaraan (naik 2,0%),” ujar Lisye.
Lisye menyebutkan bahwa puncak arus mudik tahun ini terjadi pada H-3 Idulfitri, dengan volume kendaraan yang melintas di empat gerbang tol utama naik 1,1% dibandingkan puncak arus mudik tahun sebelumnya.
Ia mengimbau pengguna jalan untuk menghindari perjalanan di jam-jam favorit, seperti pagi dan malam hari, guna mengurangi kepadatan lalu lintas.***