27.1 C
Malang
Minggu, Maret 30, 2025
KilasPWM Jatim Dorong Standarisasi Keselamatan dan Kesehatan Masjid

PWM Jatim Dorong Standarisasi Keselamatan dan Kesehatan Masjid

Wakil Ketua PWM Jawa Timur, Muhammad Khoirul Abduh (kanan) bersama Wakil Ketua Dewan K3 Edi Priyanto saat FGD di ruang rapat PWM Jawa Timur, Kamis (27/3/2025). Foto:Ubay NA

MAKLUMATWakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Muhammad Khoirul Abduh, menyoroti pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan di lingkungan masjid guna menciptakan rasa aman dan nyaman bagi jemaah.

Hal itu ia sampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Jawa Timur, Kamis (27/3/2025). Hadir sebagai pembicara dalam FGD tersebut, Wakil Ketua Dewan K3 Jatim, Edi Priyanto.

Dalam forum tersebut, Khoirul Abduh menekankan bahwa hingga saat ini belum ada standar baku terkait keselamatan dan kesehatan masjid, baik dalam bentuk tanda keselamatan, fasilitas kesehatan, maupun akses bagi kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, anak-anak, dan musafir.

“Jumlah masjid kita luar biasa banyak, tetapi standar keselamatan dan kesehatan belum ada. Banyak masjid masih dikelola secara tradisional, bahkan ada yang pintunya digembok setelah waktu salat. Ini menjadikan masjid terasa kurang terbuka bagi masyarakat,” ujarnya.

Ia juga menyoroti minimnya fasilitas kesehatan di masjid, termasuk ketiadaan klinik atau layanan kesehatan sederhana, padahal masjid menjadi tempat berkumpulnya banyak orang. Selain itu, masalah lain seperti lantai licin yang berisiko menyebabkan jemaah terpeleset juga belum mendapat perhatian khusus.

Khoirul Abduh melihat perlunya kerja sama antara Muhammadiyah dan Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Jawa Timur untuk menyusun standar yang dapat diterapkan di berbagai masjid Muhammadiyah. Standarisasi ini diharapkan mencakup berbagai aspek, mulai dari aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, ruang ramah anak, hingga fasilitas bagi musafir.

“Sering kali musafir justru diusir dari masjid, padahal mereka seharusnya disambut sebagai tamu. Masjid harus menjadi tempat yang nyaman, sehat, dan merefleksikan ibadah dengan totalitas,” katanya.

Diskusi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam merumuskan kebijakan tata kelola masjid yang lebih inklusif dan berorientasi pada keselamatan serta kesehatan jemaah. Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi pelopor dalam menghadirkan masjid yang lebih ramah bagi semua kalangan.***

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer