MAKLUMAT — Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan penggunaan QR Code Indonesian Standard (QRIS) di Jepang pada 17 Agustus 2025. Momentum itu bertepatan dengan peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia, sekaligus menjadi ekspansi pertama sistem pembayaran nasional Indonesia ke luar kawasan ASEAN.
QRIS sendiri bukan hal baru. Sejak diperkenalkan pada 17 Agustus 2019, layanan ini hadir sebagai hasil kolaborasi antara Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Tujuannya sederhana, menyatukan berbagai kode QR dari layanan perbankan maupun e-wallet dalam satu standar nasional.
“Diluncurkan pada 17 Agustus 2019, QRIS merupakan hasil kolaborasi antara Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Tujuannya: menyatukan berbagai kode QR dari layanan e-wallet dan perbankan menjadi satu standar nasional,” ujar BI dalam laman resmi QRIS pada Selasa (19/8/2025).
Sebelumnya, QRIS telah diperluas ke sejumlah negara ASEAN, termasuk Thailand, Malaysia, dan Singapura, sejalan dengan agenda integrasi finansial regional. Jepang menjadi negara pertama di luar kawasan tersebut yang kini resmi terhubung.
Pada tahap awal peluncuran, pengguna QRIS dari Indonesia dapat bertransaksi di 35 merchant tertentu di Jepang. Sistem ini menggunakan pemindaian JPQR Global yang kompatibel dengan aplikasi pembayaran domestik Indonesia, mulai dari mobile banking 14 bank nasional hingga layanan e-wallet.
“Ekspansi ini merupakan hasil kolaborasi antara BI, ASPI, Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang, Payment Japan Association (PJA), serta operator JPQR Global Netstars dan berbagai pemangku kepentingan lainnya,” ungkap BI.
Hadirnya QRIS di Jepang membawa sejumlah arti strategis. Pertama, Indonesia menunjukkan bahwa sistem pembayaran digitalnya telah diakui di level global. Kedua, layanan ini memudahkan warga Indonesia yang bepergian ke Jepang, baik wisatawan maupun pelaku usaha, karena bisa bertransaksi tanpa harus menukar uang atau memasang banyak aplikasi. Ketiga, kerja sama ini mendorong penguatan hubungan ekonomi bilateral, terutama di sektor perdagangan, pariwisata, dan UMKM.
Tidak berhenti di Jepang, BI juga tengah mempersiapkan integrasi QRIS dengan sistem pembayaran di Cina. Uji coba bersama UnionPay International (UPI) dan otoritas terkait sudah dilakukan, membuka jalan bagi interoperabilitas digital antara kedua negara.
“BI tidak berhenti di Jepang. Saat ini, telah dilakukan trial dan persiapan integrasi QRIS dengan sistem pembayaran di Cina, bekerjasama dengan UnionPay International (UPI) dan otoritas terkait, membuka jalan bagi interoperabilitas digital antara kedua negara,” kata BI.
Ekspansi QRIS ke berbagai negara ini menunjukkan bagaimana layanan yang dulu lahir untuk kebutuhan domestik kini menjelma menjadi simbol revolusi pembayaran digital lintas batas. Transaksi bisa dilakukan cukup dengan satu aplikasi, tanpa perlu kartu fisik atau prosedur rumit.
“Kolaborasi BI dengan berbagai pihak di Jepang menunjukkan betapa kuatnya komitmen digital ekonomi Indonesia. Dengan langkah ini, BI tidak sekadar memperkuat sistem pembayaran domestik, tetapi turut membentuk masa depan fintech regional dan internasional,” tandas BI.