
MAKLUMAT — Dua tahun terakhir menjadi babak baru bagi Timnas Indonesia. Salah satu sosok yang menjadi wajah kebangkitan Merah Putih adalah Rafael Struick.
Pemain muda berusia 21 tahun ini menjadi bagian penting dari perjalanan Indonesia di panggung sepak bola dunia. Kini, menjelang laga krusial Australia vs timnas Indonesia, Kamis (20/3/2025), Struick mengungkap bagaimana hidupnya berubah sejak 2023.
Saat Patrick Kluivert memimpin Indonesia menghadapi Australia di Sydney Football Stadium, dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026, Struick memiliki keunggulan tersendiri.
Sejak September 2024 lalu, ia bermain untuk Brisbane Roar di A-League. Pengalaman ini memberinya akses langsung ke gaya bermain para pemain Australia asuhan Tony Popovic.
Posisi di klasemen begitu rapat. Australia berada di urutan kedua dengan keunggulan satu poin atas Indonesia. Dengan empat pertandingan tersisa, setiap detail akan menjadi penentu. Keberadaan Struick di A-League diharapkan memberikan keuntungan bagi Indonesia.
Struick mengingat pertemuan pertama Indonesia dengan Socceroos di Piala Asia lalu. “Kami kalah 4-0, tetapi itu baru awal dari perjalanan ini,” ungkap Struick melansir laman the AFC, Rabu (18/3/2025). “Dalam 20 menit pertama, kami kuat dan seharusnya mencetak gol. Tapi setelah itu, Australia mengambil alih permainan.”
Namun, ketika bertemu kembali dalam kualifikasi Piala Dunia, hasilnya berbeda. Skor kacamata menjadi bukti bahwa Indonesia bisa bersaing. “Saya pikir itu hasil yang adil. Bisa saja kami menang atau kalah. Tapi yang pasti, atmosfernya luar biasa,” ujarnya. Kini, Struick dan rekan-rekannya bertekad untuk mencuri tiga poin di Sydney.
Diaspora dan Transformasi Tim Nasional
Lahir di Belanda dengan darah Indonesia, Struick adalah bagian dari gelombang pemain diaspora yang memperkuat timnas. Bersama Ivar Jenner dan Justin Hubner, mereka meningkatkan standar permainan Garuda. Di Piala Asia 2023, Indonesia mencetak sejarah dengan menembus babak 16 besar.
“Dua tahun lalu saya masih bermain untuk tim U-21 ADO Den Haag. Lalu, saya mendapatkan kewarganegaraan Indonesia pada 2023 dan langsung tampil di laga internasional,” kenangnya. “Pertandingan kedua saya? Melawan Argentina! Itu gila.”
Struick juga mengakui peran Erick Thohir dalam transformasi timnas. “Saat kami pertama kali berbicara dengannya, ia punya visi yang jelas. Jika ia menginginkan sesuatu, ia akan mewujudkannya.”
Momentum positif Indonesia semakin terasa setelah kemenangan sensasional 2-0 atas Arab Saudi. “Kami tahu grup ini sulit. Ada Jepang, Bahrain, dan Tiongkok. Tapi kami percaya dengan kualitas kami,” kata Struick. “Seharusnya kami menang melawan Bahrain dan mendapatkan hasil lebih baik melawan Tiongkok. Tapi kami masih dalam posisi bagus. Empat pertandingan tersisa adalah empat final bagi kami.”
Era Baru Bersama Patrick Kluivert
Setelah lima tahun di bawah asuhan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia memasuki era baru dengan Patrick Kluivert. Struick mengenang hubungannya dengan Shin. “Ia selalu jujur dan percaya pada saya. Ia punya dampak besar untuk Indonesia dan kami semua berterima kasih kepadanya.”
Kini, ia menyambut era Kluivert dengan antusiasme. “Ia adalah legenda. Saya sangat bersemangat melihat apa yang bisa ia bawa. Kami tahu ini akan berbeda, tapi kami optimis.”
Indonesia masih harus berjuang. Mimpi ke Piala Dunia belum selesai. Namun, dengan skuad yang semakin matang, harapan itu kian nyata.