MAKLUMAT – Di Nusa Tenggara Timur (NTT), menjaga stabilitas harga bukan hanya urusan meja rapat atau hitungan statistik. Ia menyangkut bagaimana bahan pangan berpindah dari kapal ke pasar, dari kontainer ke meja makan warga. Dan di sinilah rantai pasok memainkan peran yang jauh lebih politis ketimbang teknis semata.
Ketika harga cabai atau beras naik tiba-tiba, penyebabnya tak selalu karena produksi yang berkurang. Sering kali, persoalannya justru terletak pada jalur distribusi: kontainer yang menumpuk di pelabuhan, lambatnya proses bongkar muat, atau koordinasi yang longgar antarpihak. Masalah-masalah inilah yang menjadi perhatian pemerintah provinsi bersama sejumlah lembaga strategis saat melakukan pengawasan lapangan baru-baru ini.
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menyebut bahwa pelabuhan memiliki posisi strategis dalam menjaga aliran logistik. “Kelancaran distribusi dari pelabuhan hingga ke tangan konsumen adalah kunci untuk menjaga inflasi tetap terkendali,” ujarnya.
Dalam konteks NTT—wilayah kepulauan dengan ketergantungan tinggi terhadap arus logistik laut—rantai pasok menjadi urat nadi yang menentukan apakah sebuah komoditas bisa dijual dengan harga wajar atau tidak. Sedikit saja gangguan di pelabuhan bisa berujung pada kelangkaan di pasar-pasar lokal. Karena itu, pelabuhan bukan hanya titik teknis, tetapi juga titik kritis dalam pengendalian inflasi.
Kekuatan Rantai Pasok Terhadap Inflasi
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT, Agus Sistyo Widjajati, menambahkan bahwa pengawasan langsung terhadap jalur distribusi menjadi sumber data penting bagi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). “Data dari lapangan menjadi masukan berharga untuk merumuskan kebijakan yang tepat sasaran,” katanya.
Manajer Teknik di Pelindo Terminal Petikemas Kupang, Farid Wicaksono juga sepakat. Bahwa efisiensi bongkar muat terus melaju positif untuk mendukung kelancaran arus barang. Artinya, urusan logistik kini tak lagi sebatas proses administratif, tetapi sebagai instrumen ekonomi dan sosial.
Karena rantai pasok, sejauh apa pun jangkarnya, pada akhirnya menyentuh keseharian masyarakat. Ia menentukan apakah harga bahan pokok melonjak atau tetap terkendali, apakah pasar stabil atau penuh gejolak. Dan bagi NTT, yang sedang berupaya membangun ekonomi tangguh dan berkelanjutan, rantai pasok bukan hanya sistem, tetapi taruhan masa depan.