
MAKLUMAT – Perang dagang yang melibatkan Amerika Serikat, China, Meksiko, dan Kanada membuka peluang perdagangan RI. Situasi ini bisa menjadi momentum untuk meningkatkan neraca perdagangan.
Ekonom Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Sampor Ali mendorong pemerintah melakukan ‘beauty contest’ di hadapan investor asing. Tidak tertutup kemungkinan perang dagang ini mendorong perusahaan asal China merelokasi industrinya ke Indonesia.
“Relokasi ke Indonesia sangat mungkin, lantaran memiliki tenaga kerja murah dengan sumber daya alam yang berlimpah. Dari sisi biaya pengiriman barang juga tidak terlalu membebani,” katanya melalui sambungan telepon, Jumat (7/3/2025).
Gandeng Asosiasi Pengusaha
Daya tarik lain meliputi penempatan lahan, perizinan yang ringkas, akses transportasi, hingga perpajakan. Beauty contest lainnya bisa merangkul asosiasi pengusaha seperti Kadin, Apindo, HIPMI maupun lembaga usaha lainnya.
Namun ia mengingatkan bahwa tantangan di Indonesia sangat kompleks. Ganjalan yang bisa menjadi momok investor asing adalah birokrasi yang tidak praktis dengan biaya tinggi.
“Sejauh ini pemerintah menampik adanya pungutan liar, dan membuktikannya memang sulit. Pengusahalah yang lenih tahu dan kerap mengeluhkan persoalan ini,” ungkapnya.
China Relokasi 10 Perusahaan Furnitur
Sampor Ali mengingatkan pemerintah agar ada reformasi birokrasi. Jika langkah ini tidak diambil, tidak tertutup kemungkinan investor asing memilih Vietnam atau Thailand yang memiliki iklim usaha lebih kondusif.
Peluang dan tantangan memanfaatkan perang dagang ini juga disampaikan Wakil Ketua Bidang Investasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur, Budianto Budi.
“Saat ini sudah ada 10 perusahaan furnitur asal China yang beroperasi di Jawa Tengah. Semua perusahaan ini berpotensi ekspor ke AS,” terangnya.
Senada dengan Sampor Ali, Budianto Budi menyoroti tidak praktisnya birokrasi di Tanah Air. Ia menyoroti tidak adanya perizinan satu pintu yang memudahkan investasi. Pelaku usaha kerap bolak-balik dari satu lembaga ke lembaga pemerintah lainnya.
Potensi Jalur Perdagangan Laut
“Jika reformasi birkorasi tidak ada perbaikan, Indonesia sulit bersaing dengan negara lain. Sementara perang dagang ini momentum untuk menarik investor asing,” ia menegaskan.
Asia Tenggara merupakan kawasan paling strategis apabila perusahaan asal China merelokasi, guna menyiasati perang dagang. Baik Budianto maupun Sampor Ali menilai Indonesia memiliki jalur perdagangan laut yang sangat potensial.
“Persoalan birokrasi di dalam negeri tidak harus memanfaatkan celah dari perang dagang saat ini. Tapi juga untuk perbaikan ke depannya,” pungkas Budianto Budi.