MAKLUMAT – Wakil Ketua DPRD Jawa Timur dari Partai Demokrat, Sri Wahyuni, menyerukan pentingnya rekonsiliasi dan harmoni sosial pascapilkada Serentak 2024. Dalam refleksi akhir tahun politik, ia menyoroti dampak sosial yang sering kali muncul setelah kontestasi politik dan mengajak semua pihak untuk mengutamakan persatuan.
“Dalam politik, menang dan kalah itu hal biasa. Yang terpenting adalah bagaimana kita menjaga harmoni sosial setelah Pilkada. Upaya rekonsiliasi harus dilakukan agar masyarakat dapat kembali bersatu untuk hal yang produktif,” ujar Sri Wahyuni kepada Maklumat.ID di Surabaya, Senin (30/12).
Menurutnya, tantangan pasca-Pilkada tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga memerlukan kolaborasi dari kandidat, pendukung, dan elemen masyarakat lainnya. “Saatnya kita saling bergandengan tangan dan tidak berlarut-larut dalam persoalan yang tidak produktif,” tambahnya.
Pendidikan Politik untuk Demokrasi Sehat
Sri Wahyuni juga menekankan pentingnya pendidikan politik bagi masyarakat sebagai langkah menciptakan demokrasi yang lebih sehat. Ia menjelaskan bahwa Pilkada adalah ajang kompetisi gagasan untuk mencari pemimpin terbaik, bukan tempat untuk menciptakan konflik berkepanjangan.
“Masyarakat perlu memahami bahwa menang atau kalah adalah hal wajar dalam demokrasi. Yang utama adalah menjaga semangat persatuan dan fokus pada pembangunan bersama,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa Pilkada memiliki peran strategis menuju cita-cita Indonesia Emas 2045. “Kolaborasi yang harmonis antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci utama untuk mencapai pembangunan yang merata,” tegasnya.
Dalam pandangan Sri Wahyuni, kolaborasi antar daerah menjadi kunci sukses dalam mengatasi kesenjangan pembangunan. Ia mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan harmoni dan mengurangi disparitas antarwilayah.
“Kita berada di era kolaborasi. Semua pihak harus saling mendukung untuk memastikan pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Soroti Judi Online
Selain refleksi politik, Sri Wahyuni juga menyoroti persoalan judi online yang ia sebut sebagai penyakit sosial yang harus diberantas. Ia menyatakan dukungan penuh terhadap langkah aparat penegak hukum dalam memberantas kasus ini.
“Judi online itu candu. Jika sudah terjerat, sulit untuk lepas. Oleh karena itu, saya menghimbau masyarakat untuk menjauhi hal ini,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa dampak judi online tidak hanya dirasakan oleh pelaku, tetapi juga keluarganya. “Banyak korban judi online yang tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga istri, anak, dan keluarga mereka,” tambahnya.
Menutup refleksinya, Sri Wahyuni mengajak masyarakat untuk menyongsong tahun baru dengan semangat persatuan dan kolaborasi. “Mari kita jadikan 2025 sebagai tahun persatuan untuk membangun Indonesia yang lebih baik,” tutupnya.