
MAKLUMAT — Perkenalan saya dengan bacaan karya Quraish Shihab, ulama besar dan masyhur di Indonesia, dimulai ketika saya berada di bangku SMA. Buku pemikiran Quraish Shihab menemani saya sebagai pelajar perempuan berseragam putih abu-abu, untuk mengenal lebih mendalam mengenai ajaran Islam khususnya tentang jilbab.
Beliau merupakan seorang ulama yang mempunyai kepedulian besar terhadap isu perempuan. Ada beberapa karya-karya beliau yang mengangkat permasalahan perempuan seperti buku berjudul “Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah Pandangan Ulama Masa Lalu dan Cendekiawan Kontemporer” (tahun 2004), “Perempuan, dari Cinta Sampai Seks, dari Nikah Mut’ah ke Nikah Sunnah, dari Bias Lama ke Bias Baru”(tahun 2005), dan “M.Quraish Shihab Menjawab: 101 Soal Perempuan Yang Patut Anda Ketahui” (tahun 2010).
Buku-buku khusus bertema perempuan tersebut menunjukkan kepedulian besar beliau terhadap permasalahan perempuan. Dari hamparan uraian pemikiran Quraish Shihab, Shulhan Kholidi mencoba meramu buah- buah pemikiran Quraish Shihab mengenai perempuan dalam buku terbarunya berjudul, “Tafsir Feminis Quraish Shihab”.
Buku tersebut menjelaskan perihal narasi sejarah penciptaan perempuan, kiprah perempuan di masyarakat, hingga persoalan hukum fiqih aurat perempuan. Semua topik diramu dan dituangkan dalam kesatuan sebuah buku. Buku perihal perempuan dalam pandangan Quraish Shihab.
Buku karya Shulhan Kholidi ini cocok sekali dibaca bagi para pemula, mahasiswa S1, bahkan para aktivis perempuan yang ingin memahami pemikiran Quraish Shihab mengenai perempuan. Buku tersebut menyajikan uraian mendasar sekaligus menggunakan metode penyampaian dengan gaya bahasa sederhana. Hal ini sangat membantu bagi orang-orang yang baru belajar mengenai pemikiran Quraish Shihab tentang perempuan.
Syahdan, ada beberapa alasan mengapa isu perempuan ini harus disuarakan lewat lisan maupun tulisan. Pertama, posisi perempuan menjadi warga kelas nomor dua di masyarakat sosial yang patriarki. Posisi tersebut tentu menimbulkan berbagai persoalan yang kompleks dan perlu dijawab solusinya.
Jawaban yang bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadits menjadi jawaban yang mampu menjadi lentera pedoman kehidupan umat Islam. Oleh karena itu, Quraish Shihab sebagai ulama masyhur di Indonesia berusaha menyampaikan bagaimana Al Qur’an dan Al Hadits memandang permasalahan perempuan.
Kedua, perempuan mempunyai peran besar dalam membentuk peradaban manusia. Apalagi disebutkan bahwa “Al Ummu madrasatul ula” yang memiliki arti, ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya. Peran perempuan sebagai ibu dalam mendidik anak-anak di dalam keluarga merupakan suatu hal bernilai besar. Sebab, dari didikan ibu di keluarga bisa melahirkan anak yang mampu menjadi aktor-aktor pembawa perubahan positif di lingkungan sekitar.
Iya, semua berawal dari pendidikan di keluarga. Ibu menjadi guru besar di dalam
universitas keluarga kecil. Siapa tahu kelak anak-anak yang dididik dengan baik oleh seorang ibu, ada yang menjadi dosen keren yang mengajar ribuan mahasiswa. Kemudian, ada arsitektur brilian yang mendesain jembatan penghubung antar pulau. Atau anak itu kemudian politisi besar yang mampu membawa negeri ini menjadi negeri besar, dan barangkali ada yang menjadi pengusaha besar dengan jutaan karyawan.
Hal yang sederhana yaitu mendidik anak di dalam rumah. Namun barangkali dapat memberikan dampak positif terhadap peradaban manusia. Ketiga, semakin banyak perempuan mengambil peran untuk mengatasi permasalahan- permasalahan sosial di masyarakat melalui organisasi atau gerakan sosial.
Perempuan sudah tidak lagi berperan sebatas hanya berada di dalam rumah. Namun seiring terbukanya akses pengetahuan, perempuan menunjukkan perannya dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial di masyarakat.
Saya mengambil contoh, bermunculnya organisasi-organisasi perempuan seperti Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Muslimat, Fatayat, dan lain-lain. Ketika geliat gerak kegiatan-kegiatan mereka semakin sering disuarakan maka saya menyakini akan semakin banyak perempuan dari berbagai generasi untuk tertarik terlibat menggerakkan organisasi-organisasi tersebut.
Sebab harus disadari untuk membantu meringankan penderitaan-penderitaan masyarakat maka dibutuhkan hubungan kerjasama dengan jumlah massa yang banyak serta berbagai pihak. Semakin sering disuarakan melalui jalur tradisi tulisan maupun lisan, maka semakin bagus. Besar harapan, gerakan-gerakan perempuan semakin membesar. Mereka yang menjadi penggerak gerakan perempuan memiliki perangai anggun dan lembut.
Namun ketika terjun ke akar rumput, mereka bagaikan kasatria perempuan yang tangguh dalam berperang di padang rerumputan. Saya mempercayai bila seluruh organisasi perempuan di Indonesia rajin dan konsisten dalam melakukan kerja-kerja sosial kemasyarakatan maka Indonesia akan menjadi negara yang semakin sejahtera. Bahkan di masa depan, Indonesia berpotensi besar bisa menjadi negara yang mempunyai angka Human Development Index (indeks pembangunan manusia) yang semakin baik.
Sebagai epilog, saya mengucapkan selamat atas penerbitan buku karya intelektual muda, Shulhan Kholidi. Semoga ada keberlanjutan penerbitan buku-buku bertema perempuan supaya dapat selalu turut serta memberikan pencerahan dan inspirasi untuk para perempuan di Indonesia. Sebab, perempuan adalah aktor yang memiliki peran besar dalam peradaban.