MAKLUMAT – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pekanbaru menggelar Resepsi Milad Muhammadiyah ke-112 di Menara Dang Merdu, Bank Riau, Kepri pada Rabu (18/12/2024).
Mengangkat tema ‘Mewujudkan Kemakmuran untuk Semua’, acara tersebut turut dihadiri Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq, yang menyampaikan refleksi atas kiprah panjang Muhammadiyah dalam pendidikan dan pembangunan bangsa.
Dalam sambutannya, Fajar mengajak warga Muhammadiyah Pekanbaru untuk menilik kembali kontribusi organisasi itu sejak berdiri pada 1912. Menurutnya, tema yang diusung sangat relevan dengan cita-cita bangsa yang tertuang dalam UUD 1945.
“Jika kita cermati, tujuan berbangsa adalah agar kemakmuran dirasakan oleh semua. Untuk mewujudkan hal itu, fondasinya adalah pendidikan bermutu yang merata,” ujar Fajar.
Jejak Panjang Muhammadiyah di Dunia Pendidikan
Fajar, yang juga Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) PP Muhammadiyah, menyoroti kontribusi besar Muhammadiyah dalam mencetak sumber daya manusia berkualitas. Ia mengingatkan peran pendiri Muhammadiyah, Kiai Ahmad Dahlan, sebagai pelopor pendidikan modern di Indonesia.
“Kiai Ahmad Dahlan mendirikan cikal bakal sekolah modern, yang sekarang dikenal sebagai Mu’allimin dan Mu’allimat di Yogyakarta. Jika pada 1912 sudah ada Republik Indonesia, mungkin saja Kiai Ahmad Dahlan menjadi Menteri Pendidikan saat itu,” kelakarnya.
Fajar juga menyebut sejumlah tokoh pendidikan nasional seperti Ki Hajar Dewantara, pendiri Taman Siswa, dan Tengku Muhammad Syafii, pendiri INS Kayutanam di Sumatera Barat, yang pernah menjadi Menteri Pendidikan.
“Setelah reformasi, beberapa kader Muhammadiyah mengisi posisi Menteri Pendidikan, dari Malik Fadjar hingga Abdul Mu’ti dan saya sendiri. Namun, tugas kami adalah berkhidmat untuk semua, bukan hanya satu golongan,” jelasnya.
Disparitas Pendidikan Masih Jadi Tantangan
Fajar menyoroti disparitas kualitas pendidikan, baik antara Jawa dan luar Jawa, negeri dan swasta, hingga sekolah elit dan sekolah di daerah 3T. Ia menegaskan bahwa kesenjangan ini menjadi hambatan dalam mewujudkan pendidikan berkeadilan.
“Kita tidak bisa berbicara kemakmuran untuk semua jika dunia pendidikan masih menghadapi disparitas tajam. Undang-undang sudah mendorong agar setiap anak mendapatkan pendidikan bermutu, dan ini menjadi tugas bersama untuk diwujudkan,” katanya.
Ia juga mengungkapkan langkah konkret pemerintah, seperti memperjuangkan guru P3K agar tetap mengajar di sekolah asal mereka, termasuk di sekolah swasta.
“Pemerintah harus memproteksi sekolah swasta. Tentu, kami tidak bisa berjalan sendiri. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk BKN, Kemenpan RB, dan Kemendagri,” ungkap Fajar.
Gotong Royong Menuju Indonesia Emas 2045
Di akhir sambutannya, Fajar mengajak semua pihak, termasuk keluarga besar Muhammadiyah, untuk bergotong royong mendorong lompatan besar di dunia pendidikan.
“Pelan tapi pasti, kita benahi satu per satu. Dengan gotong royong, generasi bangsa kita siap menyongsong Indonesia Emas 2045,” pesannya.
Ketua PWM Riau, Hendri Sayuti, menambahkan bahwa dakwah Muhammadiyah ke depan harus berfokus pada kemakmuran untuk semua dengan semangat Islam Berkemajuan.
“Kemakmuran harus dirasakan oleh semua. Modal kita adalah Islam Berkemajuan yang telah menjadi identitas Muhammadiyah sejak lama,” tandas Hendri.
