MAKLUMAT — Lembaga riset IndoStrategi merilis laporan evaluasi kinerja para menteri Kabinet Merah Putih (KMP) selama semester pertama kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Rabu (30/4/2025).
Hasilya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, serta Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi, menempati tiga posisi teratas menteri dengan kinerja terbaik.
Dalam skor penilaian skala 1-5, terdapat sepuluh menteri dengan skor kinerja tertinggi dalam enam bulan pertama kabinet.
Direktur Riset IndoStrategi, Ali Noer Zaman, menyebut para menteri itu mendapatkan nilai tinggi berkat kejelasan arah kebijakan, kemampuan tata kelola yang efisien, dan gaya kepemimpinan yang dianggap responsif dan komunikatif.
- Abdul Mu’ti (Mendikdasmen): 4,20
- Amran Sulaiman (Mentan): 4,15
- Dudy Purwagandhi (Menhub): 4,09
- Dodi Hanggodo (Menteri PU): 4,08
- Nasaruddin Umar (Menag): 4,07
- Sri Mulyani (Menkeu): 4,03
- Budi Gunadi Sadikin (Menkes): 3,96
- Raja Juli Antoni (Menhut): 3,89
- Fadli Zon (Menkebud): 3,88
- Prasetyo Hadi (Mensesneg): 3,69
Sementara itu, untuk kinerja Menteri Koordinator (Menko), Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY (Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan) menjadi yang teratas dengan skor 3,50, disusul Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno dengan skor 3,05.
Penilaian Pemerintahan Secara Umum
Secara umum, Ali mengungkapkan bahwa hasil risetnya menunjukkan kinerja pemerintahan dinilai dalam kategori ‘sedang’, dengan skor rata-rata 3,54 dari skala penilaian 1–5. Penilaian dilakukan berdasarkan tiga parameter utama, yakni efektivitas kebijakan, kualitas tata kelola pemerintahan, dan kepemimpinan para menteri.
Evaluasi kinerja Presiden dan Wakil Presiden dalam menangani isu-isu krusial menunjukkan beberapa sektor yang paling menonjol, yakni stabilitas politik dan keamanan (skor 3,71), pengendalian harga (3,68), serta pemberantasan korupsi (3,61).
Meski begitu, skor untuk demokrasi (3,47), transparansi (3,44), dan penciptaan lapangan kerja (3,41), menurut Ali masih menunjukkan tantangan yang signifikan. “Secara keseluruhan, aspek-aspek tersebut menandakan bahwa meski ada upaya mempertahankan stabilitas, reformasi struktural dan keberpihakan pada isu-isu sosial-politik belum sepenuhnya terlihat,” sebutnya.
Pendekatan dan Metode Riset
Sebagai informasi, riset tersebut dilakukan pada periode 17 Maret hingga 25 April 2025, dengan pendekatan kualitas menggunakan triangulasi data dari dokumen kebijakan nasional, yakni Astacita dan RPJMN 2024-2029.
Selain itu, juga menggunakan kuesioner kepada 67 ahli multidisipliner, dua kali Focus Group Discussion (FGD) kepada 14 ahli multidisipliner, serta kajian media dan riset lain yang relevan.
Ali menegaskan bahwa pemilihan responden dilakukan dengan teknik purposive sampling, di mana para ahli dipilih berdasarkan pendidikan dan pengalaman mereka di bidang-bidang tertentu.