22.2 C
Malang
Rabu, Maret 12, 2025
KilasRodrigo Duterte Diterbangkan ke Belanda, Jalani Pemeriksaan Medis di Dalam Pesawat

Rodrigo Duterte Diterbangkan ke Belanda, Jalani Pemeriksaan Medis di Dalam Pesawat

Duterte
Rodrigo Duterte mendapat pengecekan kesehatan di dalam pesawat. Dia diterbangkan dari Manila, Filipina menuju ke markas ICC di Belanda, Rabu (12/3/2025): Foto: ABS-CBN News

MAKLUMAT – Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte menjalani perawatan medis dalam penerbangan ke Belanda, setelah ditangkap berdasarkan surat perintah dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Pemeriksaan kesehatan dilakukan saat pesawatnya singgah di Dubai, seperti terlihat dalam foto dan video yang diperoleh ABS-CBN News.

Dalam rekaman tersebut, dokter kepolisian terlihat memeriksa Duterte yang berbaring di ranjang pesawat. Foto lain menunjukkan dokter memeriksa detak jantungnya, dengan mantan Sekretaris Eksekutif sekaligus pengacaranya, Salvador Medialdea, duduk di sampingnya.

Duterte, yang kini berusia 79 tahun, menghadapi dakwaan atas kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pembunuhan dalam operasi anti-narkotika yang ia pimpin selama menjabat. Kebijakan keras tersebut, menurut kelompok hak asasi manusia, telah menewaskan puluhan ribu orang, kebanyakan dari kalangan miskin.

Petisi Keluarga dan Reaksi Pemerintah

Pada Rabu (12/3/2025) pagi, tim pengacara Duterte mengajukan petisi ke Mahkamah Agung atas nama putri bungsunya, Veronica. Mereka menuding pemerintah melakukan “penculikan” dan menuntut agar Duterte dikembalikan ke Filipina.

Sementara itu, Wakil Presiden Filipina Sara Duterte, yang juga putri mantan presiden tersebut, langsung bertolak ke Amsterdam dalam penerbangan pagi. Kantornya belum memberikan rincian lebih lanjut terkait perjalanannya.

Penangkapan Duterte dilakukan di Bandara Internasional Manila pada Selasa (11/3/2025) setelah Interpol Manila menerima salinan resmi surat perintah dari ICC. Malacanang memastikan bahwa keputusan pemerintah untuk menyerahkan Duterte ke otoritas internasional sudah sesuai dengan Undang-Undang Republik 9851, yang mengatur tentang kejahatan terhadap hukum kemanusiaan internasional, genosida, dan kejahatan terhadap kemanusiaan lainnya.

“Dia tidak diekstradisi, tetapi diserahkan. Ini merupakan prosedur yang sah sesuai hukum, RA 9851,” kata Petugas Pers Istana Claire Castro dalam konferensi pers.

Sidang Pendahuluan dan Kemungkinan Surat Perintah Baru

Juru bicara ICC menyatakan bahwa sidang pendahuluan akan dijadwalkan dalam waktu dekat. Sementara itu, Malacanang mengaku belum mendapat informasi apakah ICC akan mengeluarkan surat perintah penangkapan tambahan terhadap pihak lain yang terlibat dalam kebijakan perang terhadap narkoba era Duterte.

“Hingga saat ini, kami belum menerima informasi tambahan. Jika ada permintaan dari Interpol, maka pemerintahan saat ini akan merespons sesuai prosedur hukum,” ujar Castro.

Penangkapan Duterte ini menuai reaksi keras dari putrinya, Wakil Presiden Sara Duterte. Ia menilai langkah tersebut sebagai penghinaan terhadap kedaulatan Filipina.

“Ini bukan keadilan—ini adalah penindasan dan penganiayaan,” ujarnya dalam pernyataan resmi.

Sementara itu, pengamat menilai langkah pemerintah Filipina ini sebagai preseden baru dalam hubungan negara dengan hukum internasional. Sejumlah pihak menganggap keputusan ini sebagai bentuk komitmen terhadap keadilan, sementara yang lain melihatnya sebagai tindakan yang dapat memicu ketegangan politik di dalam negeri.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer