Rujukan Berjenjang BPJS Dinilai Kacau dan Mengancam Keselamatan Pasien

Rujukan Berjenjang BPJS Dinilai Kacau dan Mengancam Keselamatan Pasien

MAKLUMATSistem rujukan berjenjang BPJS Kesehatan kembali memicu gelombang protes. Ketua Umum Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia, Agung Nugroho menilai mekanisme bertingkat itu sudah tidak masuk akal dan justru membahayakan pasien karena memperlambat akses layanan medis yang tepat.

Agung menegaskan pola rujukan yang mewajibkan pasien mengunjungi berlapis-lapis fasilitas kesehatan hanya menambah penderitaan masyarakat. “Dari FKTP pasien harus ke RS tipe D atau C lebih dulu, lalu naik lagi ke tipe B, baru akhirnya ke tipe A. Padahal sejak awal dokter FKTP sudah tahu pasien butuh rumah sakit tipe apa,” kata Agung, Jumat (14/11).

Menurutnya, aturan ini membuat pasien dipingpong tanpa alasan medis yang rasional. Banyak pasien harus menjalani pemeriksaan ulang, antre ulang, dan menanggung risiko kesehatan yang semakin memburuk hanya demi memenuhi prosedur adminstratif.

“Setiap perpindahan rumah sakit berarti waktu terbuang, biaya bertambah, dan kondisi pasien bisa makin kritis. Sistem ini lebih memikirkan administrasi ketimbang keselamatan nyawa,” tegas dia.

Agung mendesak pemerintah dan BPJS Kesehatan beralih ke rujukan berbasis kompetensi, yakni model yang memungkinkan dokter FKTP merujuk pasien langsung ke rumah sakit dengan kemampuan yang sesuai kebutuhan medis.

“Kalau memang harus ke tipe A, ya langsung saja ke tipe A. Tidak perlu berputar-putar. Negara tidak boleh mempersulit orang yang sedang sakit,” ujarnya.

Baca Juga  Reshuffle Kabinet, Jokowi Lantik Total 7 Pejabat

Ia menilai pola rujukan berjenjang tidak hanya merugikan pasien, tetapi juga menambah beban pembiayaan BPJS akibat tindakan medis dan administrasi yang berulang di setiap level rumah sakit.

Agung menekankan bahwa koreksi sistem harus menjadi prioritas pemerintah jika ingin meningkatkan kualitas layanan kesehatan nasional. “Rujukan berjenjang ini sudah tidak layak dipertahankan. Pemerintah harus melakukan koreksi total. Ini menyangkut nyawa rakyat,” tukasnya.

*) Penulis: R Giordano

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *