24.5 C
Malang
Minggu, Maret 30, 2025
Lebaran & MudikSalat Idulfitri di Lapangan atau Masjid? Ini Jawaban Sunnah

Salat Idulfitri di Lapangan atau Masjid? Ini Jawaban Sunnah

Rasulullah SAW memberikan panduan yang jelas mengenai waktu dan tempat terbaik untuk menjalankan Salat Id. Salah satu sunnah yang sangat dianjurkan adalah menunaikan salat Idulfitri di lapangan terbuka. Foto:Muhammadiyah

MAKLUMATSalat Idulfitri menjadi momen istimewa yang menandai berakhirnya Ramadan. Rasulullah SAW sudah memberikan panduan yang jelas mengenai waktu dan tempat terbaik untuk menjalankan salat Idulfitri. Salah satu sunnah yang sangat dianjurkan adalah menunaikan salat Id di lapangan terbuka, sebagai bentuk syiar Islam dan kebersamaan umat.

Salat Id memiliki waktu pelaksanaan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Waktu terbaik untuk salat Id adalah setelah matahari terbit dan telah meninggi sekitar dua kali panjang tombak, atau kurang lebih enam meter dari ufuk. Waktu ini hampir serupa dengan waktu salat Dhuha.

Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dari Jundub:

“Diriwayatkan dari Jundub, ia berkata: Adalah Nabi SAW melakukan salat Idul Fitri bersama kami ketika matahari setinggi dua penggalah dan Idul Adha ketika matahari setinggi satu penggalah.” (HR. Ahmad)

Penetapan waktu ini bukan sekadar aturan teknis, tetapi juga memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum menunaikan ibadah yang penuh keberkahan ini.

Mengapa Salat Id Dianjurkan di Lapangan?

Selain waktu, melansir laman Muhammadiyah, tempat pelaksanaan salat Id juga menjadi bagian dari sunnah. Rasulullah SAW lebih memilih lapangan terbuka dibanding masjid, kecuali dalam kondisi tertentu seperti hujan.

Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa Nabi SAW selalu melaksanakan salat Id di mushalla, yakni tanah lapang yang berjarak sekitar 200 meter dari masjidnya. Abu Sa‘id al-Khudri meriwayatkan:

“Diriwayatkan dari Abu Sa‘id al-Khudri bahwa ia berkata: Nabi Muhammad SAW selalu keluar pada hari Idul Fitri dan Idul Adha menuju lapangan, lalu hal pertama yang beliau lakukan adalah salat…” (HR. Al-Bukhari)

Salat di lapangan memiliki banyak keutamaan. Selain bisa menampung lebih banyak jamaah, suasana terbuka juga memperkuat syiar Islam. Momen ini menjadi ajang berkumpulnya umat Muslim dari berbagai kalangan, mulai dari laki-laki, perempuan, anak-anak, hingga orang tua, sehingga kebersamaan dalam merayakan Idulfitri semakin terasa.

Fleksibilitas dalam Pelaksanaan Salat Id

Meski lapangan menjadi tempat utama, Rasulullah SAW tetap memberikan kelonggaran apabila terjadi kendala, seperti hujan. Dalam sebuah riwayat, dikisahkan bahwa Nabi SAW pernah melaksanakan salat Id di masjid karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan:

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa mereka (para sahabat) pada suatu hari raya mengalami hujan, lalu Nabi SAW melakukan salat bersama mereka di masjid.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Al-Hakim)

Peristiwa ini menunjukkan fleksibilitas dalam Islam yang selalu mempertimbangkan kemudahan bagi umatnya. Namun, catatan sejarah menunjukkan bahwa kejadian ini hanya terjadi sekali selama masa kenabian, yang menegaskan bahwa lapangan tetap menjadi pilihan utama dalam kondisi normal.

 Sunnah dan Syiar Islam

Salat Id di lapangan bukan sekadar tradisi, tetapi merupakan sunnah yang memiliki makna mendalam. Selain sebagai ajang silaturahmi, pelaksanaan di lapangan juga menjadi simbol syiar Islam yang memperlihatkan kekuatan dan persatuan umat Muslim.

Dengan memahami keutamaan ini, semoga kita semua semakin termotivasi untuk menjalankan salat Id sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, sehingga ibadah kita semakin bernilai dan bermakna. Selamat merayakan Idulfitri, semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer