MAKLUMAT — Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur, Miseri Efendy, menanggapi program-program ekoteologi dalam asta protas Kementerian Agama (Kemenag) RI, yang disampaikan Menag Nasaruddin Umar beberapa waktu lalu. Menurutnya, hal itu sangat penting dalam rangka menjaga lingkungan hidup.
Ekoteologi sendiri sejalan dengan salah satu Asta Cita pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yakni memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
Menurut Miseri, program ekoteologi saat ini sangat penting, dan sebisa mungkin harus terintegrasi dalam pendidikan. Sehingga mampu mencetak generasi-generasi yang tidak hanya unggul, tapi juga peduli dan berkomitmen menjaga lingkungan hidup.
Sebab itu, ia juga menekankan perlunya ada kurikulum pendidikan yang mengintegrasikan ekoteologi, sehingga mampu menjadi pondasi dan memberikan pedoman dalam melestarikan kehidupan.
“Pentingnya kurikulum ekologi teologi (ekoteologi) yang memberikan pondasi dan arah dalam menjaga alam semesta,” ujarnya kepada Maklumat.ID, Rabu (12/3/2025).
Lebih lanjut, Miseri menilai, pendidikan harus mampu mengubah paradigma manusia dan umat beragama, untuk menanamkan nilai moral dan spiritual dalam interaksi antara manusia dengan alam.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pemerintah dan stakeholders terkait, serta seluruh elemen masyarakat, untuk melakukan sosialisasi dan mengedukasi soal-soal berkaitan dengan lingkungan hidup yang berbasiskan pada landasan spiritual.
“Memberikan sosialisasi ekologi teologi untuk dapat mengelola bumi ini, menghindari kerusakan yang dapat mengakibatkan bencana alam yang merugikan umat manusia di bumi ini,” tandasnya.
Tak hanya itu, Miseri juga menegaskan bahwa negara harus turut hadir dengan langkah nyata, dalam regulasi dan tata kelola yang menyejahterakan rakyat, tapi juga memakmurkan alam semesta.
Politisi Partai Demokrat itu meminta negara menindak tegas para pelaku yang melanggar regulasi terkait lingkungan hidup. “Yang tidak kalah penting kehadiran negara dalam menata dan mengatur alam dalam sebuah regulasi, yang memberikan sanksi berat kepada yang melanggarnya,” pungkas Miseri.
