Semarak Musyda II Fokal IMM Kediri: Launching Dua Buku Penting Karya Kader

Semarak Musyda II Fokal IMM Kediri: Launching Dua Buku Penting Karya Kader

MAKLUMAT — Musyawarah Daerah (Musyda) II Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) Kediri Raya yang digelar pada Sabtu (23/8/2024) di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kota Kediri, kian semarak dengan acara launching buku karya kader.

Ada dua buku yang diperkenalkan kepada publik. Pertama, buku antologi alumni IMM Kediri berjudul “25 Tahun IMM Kediri Raya: Memoar dan Testimoni Kader.” Kedua, buku karya Ketua LHKP PDM Kota Kediri Nico Perlambang Agung yang berjudul “Menjadi Sekolah Unggulan.” Nico merupakan eks Ketua PC IMM Kediri (2012–2013) dan Ketua Bidang Media Komunikasi DPD IMM Jawa Timur (2013–2015).

Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Walikota Kediri Gus Qowwim, Wakil Ketua PW Fokal IMM Jatim A. Shiddiq Notonegoro, Wakil Ketua PDM Kota Kediri Nyoto Pujiadi, dan Wakil Ketua PDM Kabupaten Kediri Yanuar Prakash.

Latar Belakang Unik Ketua LHKP Kota Kediri

Ada hal menarik dalam sosok Nico Perlambang Agung. Jika rata-rata Ketua LHKP PDM di berbagai daerah berasal dari kalangan politisi atau akademisi hukum, maka di Kota Kediri justru dipimpin oleh seorang Guru Pendidikan Agama Islam.

Ketika ditanya hal tersebut, Nico sempat tersenyum sembari bercanda. “Iya mas, saya sebenarnya heran juga. Itulah kenapa buku pertama saya justru tentang pendidikan, bukan politik. Karena saya adalah seorang guru,” ujarnya sambil tertawa.

Baca Juga  Pemprov Jatim, Unicef dan Unusa Luncurkan Analisis Situasi Fortifikasi Pangan: Strategi Gizi Jatim untuk Generasi Emas 2045

Pria yang juga anggota Dewan Pendidikan Kota Kediri itu melanjutkan, “Ini mungkin gambaran bahwa di Kota Kediri mengalami krisis kader politik. Hal ini merupakan tantangan juga bagi kami. Sebenarnya ketua LHKP periode lalu adalah politisi dan anggota DPRD juga, namun karena intensitas kegiatan beliau memilih menjadi anggota saja dalam periode ini.”

Pentingnya Pendidikan Politik Berkeadaban

Nico menilai, Kota Kediri masih membutuhkan pendidikan politik yang selaras dengan gerakan dakwah Muhammadiyah. Ia menyoroti fenomena banyak kader yang cenderung fomo dan terjebak dalam fanatisme terhadap tokoh politik.

“Kedatangan Pak Mirdasy (Ketua LHKP PWM Jatim) dalam kegiatan Jipolmu satu atau dua tahun yang lalu benar-benar membuka mata kami. Bahwa politik yang berkeadaban benar-benar dibutuhkan untuk dakwah Muhammadiyah hari ini,” tegasnya.

Karena itu, salah satu arah gerakan LHKP PDM Kota Kediri saat ini adalah memberikan edukasi politik yang sejalan dengan prinsip Muhammadiyah serta menyiapkan kader muda untuk aktif berpolitik.

Alhamdulillah hari ini kita bisa melihat geliat dinamika kader muda Muhammadiyah yang mewarnai tingkat pusat benar-benar memberi kami inspirasi termasuk di Kota Kediri,” katanya.

“Hari ini semakin banyak kader Kota Kediri yang gemar mengkaji dan merespon isu-isu politik kebangsaan serta kebijakan publik, dengan berlandaskan pada nilai-nilai Islam dan prinsip-prinsip Muhammadiyah,” pungkas Nico.

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *