Seminar Penguatan Cinta NKRI: Mahasiswa Punya Strategis Cegah Paham Radikalisme

Seminar Penguatan Cinta NKRI: Mahasiswa Punya Strategis Cegah Paham Radikalisme

MAKLUMAT — Dalam upaya memperkuat semangat kebangsaan dan menangkal paham radikalisme di kalangan generasi muda, Universitas Teknologi Surabaya (UTS) bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), menggelar seminar bertajuk “Penguatan Cinta NKRI Mencegah Radikalisme”, Selasa (21/10/2025).

Rektor UTS, Dr Apt Gunawan Pamudji Widodo SSi MSi, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

“Merupakan suatu kebanggaan dan kebahagiaan bagi kami bersama seluruh civitas akademika Universitas Teknologi Surabaya bisa berkolaborasi bersama Pemerintah Kota Surabaya dalam hal ini dengan Bakesbangpol dan FKUB Surabaya menggelar seminar Penguatan Cinta NKRI Mencegah Radikalisme,” ujarnya.

Gunawan menegaskan bahwa mahasiswa sebagai kalangan terdidik memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan bangsa. “Mahasiswa sebagai sosok yang berpendidikan memiliki peran strategis untuk mengedukasi dan mengimplementasikan penguatan cinta NKRI dari bahaya paham radikalisme, bangun persaudaraan perkuat persatuan,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris FKUB Kota Surabaya, Andi Hariyadi, dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya toleransi dan penghormatan terhadap keragaman.

“Perbedaan atas keragaman yang ada tidak menghalangi untuk membangun kerukunan, persaudaraan dan persatuan, sehingga dapat menangkal paham radikalisme yang membahayakan dan merusak tatanan kehidupan. Bangun interaksi yang positif dan konstruktif serta jalankan ajaran agama dengan penuh ketulusan, sehingga beragama kita benar-benar mencerahkan dan jauh dari sifat permusuhan, pengrusakan dan pembunuhan,” tandasnya.

Baca Juga  Heboh Amplop Kondangan Kena Pajak, DPR Protes, DJP Langsung Klarifikasi

Suasana seminar semakin menarik ketika menghadirkan Wildan, seorang mitra deradikalisasi dan mantan pelaku aksi terorisme. Ia berbagi kisah perjalanan hidupnya yang pernah terjerumus dalam ideologi kekerasan dan kemudian sadar untuk kembali ke jalan yang benar.

“Melalui pembinaan yang intensif dalam tahanan dan kekuatan doa ibu, sehingga bisa keluar dari tahanan dan bersyukur bisa melakukan aktivitas yang terbaik untuk berkontribusi pada negeri,” ungkapnya.

Wildan juga menceritakan bagaimana dorongan seorang tokoh yang dikaguminya membuat ia sempat berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok milisi bersenjata. Namun, doa sang ibu membuatnya sadar dan memutuskan kembali ke Indonesia.

Di sisi lain, Kompol Dandung P dari Densus 88 mengingatkan para mahasiswa agar bijak menggunakan media sosial.

“Mahasiswa harus lebih berhati-hati dalam penggunaan sosial media karena bisa terjadi bias dan perspektif atas kebenaran yang diyakini, selainnya dianggap salah, sehingga dari sini menjadi pintu masuk keterpaparan ideologi terorisme,” pesannya.

Lebih lanjut, Kaprodi Ilmu Hukum UTS, Wahyu Fahmi Rizaldi SH MH, menekankan pentingnya berpikir kritis dalam menghadapi arus informasi dan pengaruh ideologis.

“Seminar ini sangat penting untuk lebih membuka wawasan kebangsaan pada para mahasiswa, mengingat proses indoktrinasi paham radikalisme begitu kuat ditanamkan sehingga siap melakukan apa yang diperintahkan sebagai kebenaran. Untuk itu para mahasiswa hendaknya berpikir lebih cerdas, hindari organisasi yang bersifat eksklusif. Tunjukkan kemampuan kalian sebagai insan yang terdidik untuk bisa berperan lebih optimal menjaga persatuan,” tandasnya.

Baca Juga  Media Sosial Pengaruh Besar dalam Pilihan Politik Masyarakat

Selain menyimak paparan dari para narasumber, kegiatan juga dilakukan melalui sesi dialog interaktif diikuti secara antusias oleh para mahasiswa. Mereka berdiskusi mengenai berbagai isu seperti pola rekrutmen pelaku terorisme, propaganda di media sosial, hingga peran orang tua dalam membangun ketahanan diri generasi muda.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen dalam membangun generasi muda yang cinta tanah air, toleran, dan berdaya tangkal tinggi terhadap paham radikal.

*) Penulis: Andi Hariyadi / Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *