Sempurnakan Buku Sejarah Muhammadiyah 2000-2025, PWM Jatim Gelar FGD

Sempurnakan Buku Sejarah Muhammadiyah 2000-2025, PWM Jatim Gelar FGD

MAKLUMAT – Focus Group Discussion (FGD) Riset Buku Sejarah Muhammadiyah Jawa Timur (Jatim) berlangsung di Universitas Muhammadiyah Surabaya (Umsura), Sabtu pagi (13/12/2025). Agenda ini dilaksanakan dalam rangka menyempurnakan buku soal sejarah Muhammadiyah di Jatim tahun 2000-2025.

Sebagai informasi, buku ini diinisiasi Majelis Pustaka, Informasi, dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim. Ketua Tim Penulis Buku Sejarah Muhammadiyah Jatim, Moh. Mudzakkir menjelaskan bahwa buku ini memuat 14 bab.

Buku ini membahas perjalanan Muhammadiyah di Jatim, mulai dari fase dakwah awal KH. Ahmad Dahlan, perkembangan organisasi dan amal usaha, hingga transformasi era modern. Buku ini menggambarkan bagaimana dinamika Muhammadiyah Jatim dalam aspek digitalisasi dakwah, pendidikan, filantropi, ekonomi umat, politik nilai, hingga internasionalisasi.

Salah satu penulis buku ini, Teguh Imami menjelaskan bahwa banyak sekali tantangan yang menyelimuti, terlebih dalam aspek pencarian data-data sejarah. Berbagai data itu tersebar di berbagai tempat, bahkan harus ditelusuri hingga ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) maupun Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jakarta.

“Salah satu temuan menarik kami, adalah bahwa ada kecenderungan perubahan pola dakwah yang tidak lagi ke TBC (singkatan dari Tahayul, Bid’ah, dan Khurafat),” jelas alumni Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (UNAIR) tersebut.

Mewakili MPID PWM Jatim, Teguh menjelaskan bahwa ke depan penulisan sejarah perlu dilakukan secara lebih masif. Harapannya, setiap ortom dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) secara keseluruhan memiliki buku sejarah. Bukan sekadar ada, tetapi juga terus diperbarui agar tetap mutakhir.

Baca Juga  Pentingnya Membangun Umat dan Gerakan yang Solid

Penulis lainnya, Azrohal Hasan memaparkan urgensi di balik penulisan buku ini. Salah satunya adalah fakta bahwa periode 2000–2025 dipandang sebagai masa terjadinya perubahan signifikan. Mulai dari digitalisasi, modernisasi organisasi, hingga perluasan amal usaha.

Oleh karena itu, buku ini disusun untuk merekam dinamika tersebut secara sistematis dan diharapkan dapat menjadi rujukan bagi kader, peneliti, serta masyarakat luas. Buku ini juga dimaksudkan sebagai kelanjutan Benteng Tradisi: Sejarah Muhammadiyah Jawa Timur 1921–2005 yang sebelumnya telah terbit lebih dulu.

Pria yang juga menamatkan studinya di Ilmu Sejarah UNAIR itu berharap agar buku-buku dan studi sejarah di Muhammadiyah semakin masif. Urgensi dari pembelajaran sejarah adalah menguatkan narasi sebagai pedoman bagi masa depan. “Ke depannya, kami di MPID PWM Jatim siap membantu semua pihak untuk menelurkan buku sejarah masing-masing,” pesannya.

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *