28.6 C
Malang
Senin, November 25, 2024
KilasSerangan Zionis Israel Sasar Markas UNIFIL, 2 Personil TNI Terluka

Serangan Zionis Israel Sasar Markas UNIFIL, 2 Personil TNI Terluka

Markas UNIFIL di Lebanon selatan (The Guardian)
Markas UNIFIL di Lebanon selatan. Pada Kamis (10/10/2024) pasukan Zionis Israel telah menyerang pangkalan pasukan perdamaian PBB ini. (The Guardian)

MAKLUMAT – Indonesia mengutuk keras serangan Zionis Israel yang menyasar pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon.

Serangan tersebut juga menyebabkan dua personel TNI yang bertugas di sana mengalami luka ringan.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dalam pernyataannya menyebut serangan itu adalah pelanggaran berat terhadap resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB.

“Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di Lebanon selatan yang melukai dua personel pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia,” bunyi keterangan Kemlu RI, Kamis (10/10/2024).

“Indonesia menegaskan serangan apapun terhadap pasukan penjaga perdamaian adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan Resolusi DK PBB 1701 sebagai dasar mandat UNIFIL,” lanjutnya.

Kemlu menjelaskan, dua personel TNI yang tergabung dalam UNIFIL tersebut mengalami luka ringan ketika menjalankan tugas pemantauan di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura, Lebanon selatan.

Keduanya juga telah menerima perawatan di fasilitas medis terdekat dan saat ini dalam kondisi stabil.

Kemlu menegaskan telah berkomunikasi langsung dengan Komandan Kontingen Garuda FHQSU (Force Headquarters Support Unit) terkait serangan Israel tersebut.

Kemlu juga menyorot pernyataan UNIFIL, mendesak Israel mematuhi kewajibannya dalam memastikan keamanan personel dan premis PBB.

Serukan Penyelidikan dan Pertanggungjawaban

Indonesia juga menyerukan penyelidikan menyeluruh dan menuntut pertangungjawaban atas serangan yang melanggar hukum internasional tersebut.

“Indonesia meminta semua pihak untuk menjamin dihormatinya wilayah PBB yang tak dapat dilanggar dalam segala waktu dan keadaan,” imbuhnya.

Sementara itu, Menlu RI Retno Marsudi memastikan luka-luka yang mereka alami berasal dari luncuran peluru tank Merkava milik Zionis Israel.

Dia menegaskan, semua pihak termasuk Israel harus menghormati pasukan dan properti UNIFIL, serta keselamatan dan keamanan mereka.

Italia Kecam Serangan Israel ke Markas UNIFIL

Menteri Pertahanan (Menhan) Italia, Guido Crosetto, juga mengecam serangan Zionis Israel yang menyasar markas UNIFIL, di Lebanon. Dia tidak dapat menoleransi tindakan tersebut.

Crosetto memprotes Menhan Israel dan memanggil Duta Besar (Dubes) Israel atas kejadian tersebut.

“Penembakan di markas UNIFIL dan insiden lain yang melibatkan tembakan senjata ringan tidak dapat ditoleransi, harus dihindari dengan hati-hati dan tegas,” kata Crosetto, dilansir AFP pada Kamis (10/10/2024).

“Karena alasan ini, saya memprotes kepada mitra saya dari Israel dan duta besar Israel untuk Italia,” imbuhnya.

Italia memiliki lebih dari 1.000 tentara dalam pasukan UNIFIL yang berkekuatan 10.000 orang di Lebanon selatan yang mengatakan tembakan tank Israel di markasnya melukai dua anggota.

Crosetto mengatakan ia memberi tahu Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bahwa apa yang terjadi, baik secara pribadi maupun pemerintah Italia, tidak dapat menerimanya.

“Kesalahan apa pun yang dapat membahayakan tentara, baik Italia maupun UNIFIL, harus dihindari,” tegasnya.

Kantor Perdana Menteri (PM) Italia, Giorgia Meloni, mengatakan pemerintah telah secara resmi mengajukan protes kepada otoritas Israel.

Dia juga menegaskan kembali bahwa apa yang terjadi di dekat pangkalan kontingen UNIFIL tidak dapat diterima.

Insiden di Markas UNIFIL

Untuk diketahui, pasukan Zionis Israel melakukan serangan yang menyasar pangkalan UNIFIL di dalam area ‘Garis Biru’, yakni garis demarkasi antara Lebanon dan Israel.

Pasukan perdamaian yang tergabung di UNIFIL bertugas di bawah mandat DK PBB melalui Resolusi 1701 untuk mendukung stabilitas Lebanon.

Insiden pada Kamis (10/10/2024) tersebut adalah yang paling serius terjadi. UNIFIL sendiri, sejak pekan lalu telah menolak tuntutan Israel untuk pindah dari beberapa posisi.

UNIFIL sendiri, berdiri tahun 1978 untuk memantau penarikan pasukan Israel setelah mereka menyerbu Lebanon sebagai balasan atas serangan Palestina.

Pasukan perdamaian UNIFIL diperkuat dalam Resolusi DK PBB 1701 setelah Hizbullah dan Israel berperang pada tahun 2006.

Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL bertugas memantau gencatan senjata antara kedua belah pihak tersebut.

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer