KONTESTASI pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024 pelaksanaannya tinggal hitungan hari. Tepat pada tanggal 14 Februari 2024, masyarakat Indonesia akan menggunakan hak pilihnya. Sebanyak 204.807.222 warga negara Indonesia yang terdaftar di daftar pemilih tetap (DPT) Komisi Pemilihan Umum (KPU) bakal memilih wakil rakyat mulai dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Kota/Kabupaten, DPRD Provinsi, hingga DPR Republik Indonesia (RI).
Pada hari yang sama, masyarakat Indonesia juga dihadapkan dengan pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI maupun pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk masa bakti 2024-2029. Hingga kini, terdapat tiga nama bakal calon Presiden yang mencuat. Mereka adalah Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Menghadapi tahun politik 2024, Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) Riandy Prawita memastikan, pihaknya secara organisatoris sami’na wa athona dengan keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Karena itu, PP IPM tidak terafiliasi dengan kekuatan politik manapun dan juga tidak terlibat dukung mendukung pasangan calon (Paslon) Presiden-Wakil Presiden tertentu.
“Pada prinsipnya kita mengikuti arahan dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk mengutamakan politik nilai. PP IPM secara kelembagaan tidak memihak kepada salah satu Paslon Presiden-Wakil Presiden tertentu,” jawab Riandy ketika dihubungi maklumat.id, Ahad (7/10/2023) malam.
Meski demikian, Riandy menyatakan, pihaknya tetap mendorong supaya kader IPM ikut berpartisipasi aktif dalam mensukseskan pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Hal itu agar Pemilu 2024 bisa berlangsung dengan jujur, adil dan bermartabat. Pemilu 2024 juga bisa berjalan damai dan demokratis.
Salah satu posisi yang akan diperankan oleh IPM, kata dia, adalah lebih kepada peningkatan partisipasi dan pencerdasan pemilih pemula. Sebab, pemilih pemula yang mayoritas adalah kaum milenial tersebut dinilai sebagai kelompok rentan menjadi korban politik. Itu tidak lain karena kalangan milenial rawan tergiring dan terpolarisasi dengan isu-isu politik yang tidak benar alias terperdaya dengan kabar hoax melalui media sosial.
“PP IPM akan banyak melakukan gerakan penyadaran politik yang arif dan bijak, serta tidak menggunakan politik berdasarkan atas suku, ras dan agama (sara). Kita juga melawan politik yang mengusung ujaran kebencian,” tegas pria asal Surabaya, Jawa Timur itu.
Maka dari itu, Riandy mengingatkan, supaya kader IPM se Indonesia, terutama mereka yang telah memiliki hak pilih, untuk tetap menahan diri dari segala bentuk polarisasi politik yang terjadi. Kader IPM juga diharapkan tetap fokus kepada pengembangan potensi, prestasi dan kualitas pelajar Muhammadiyah, selaku basis massa IPM.
Selain itu, kader IPM diharapkan bisa menggunakan hak pilihnya dengan baik alias tidak menjadi golongan putih (golput). Kader Pelajar Muhammadiyah diharapkan tidak boleh tergiur dalam pragmatisme politik, yakni memilih calon berdasarkan iming -iming money politic atau berdasarkan imbalan tertentu.
“Bagi kader pelajar Muhammadiyah yang telah memiliki hak pilih, ayo gunakan dan salurkanlah hak politik ada dengan baik. Kaji dengan cermat siapa yang layak dipilih. Kita bisa melihat calon dengan pendekatan yang dirasa punya kesamaan visi dengan Muhammadiyah,” pungkasnya.(*)
Reporter: Aan Hariyanto
Editor: M. Ilhan