MAKLUMAT – Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP Muhammadiyah menggelar silaturahmi dengan para kader Persyarikatan yang duduk di parlemen, Kamis (24/10/2024).
Ketua LHKP PP Muhammadiyah Ridho Al-Hamdi menyebut sejumlah kader Persyarikatan yang menjadi anggota DPR RI dan DPD RI menghadiri pertemuan tersebut.
Mereka adalah kader-kader Muhammadiyah yang telah berdiaspora di sektor politik dan tersebar lintas parpol.
“Yang hadir adalah anggota DPR, kader-kader Muhammadiyah yang terpilih menjadi anggota DPR RI dan DPD RI,” kata Ridho.
“Sekitar ada 25 orang yang hadir bersama LHKP PP Muhammadiyah dan pimpinan PP Muhammadiyah ada Pak Busyro Muqoddas dan Prof Hilman Latief,” sambungnya.
Beberapa nama yang tampak hadir antara lain Hidayat Nur Wahid (HNW) dari PKS, Zulfikar Arse Sadikin dari Golkar, hingga dr Gamal Albinsaid dari PKS.
Ada juga Saleh Partaonan Daulay dari PAN, Edy Wuryanto dari PDIP, Ahmad Labib dari Golkar, serta sejumlah nama-nama lain.
Ridho mengakui pertemuan tersebut adalah yang pertama sejak para kader-kader Persyarikatan tersebut terpilih sebagai anggota dewan.
“Tentu ini baru pertama kali setelah mereka terpilih,” sebutnya.
Pria yang juga menjabat Wakil Dekan FISIP Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu menjelaskan, pertemuan tersebut sebagai langkah awal untuk saling berdiskusi dan menyampaikan aspirasi, serta gagasan-gagasan.
“Pada dasarnya semacam ramah tamah, silaturahmi, perkenalan dan penyampaian gagasan,” kelakarnya.
“Penyampaian aspirasi mereka sebagai kader dan anggota Muhammadiyah, melalui kader-kadernya di parlemen Muhammadiyah bisa berbuat apa,” ungkap Ridho.
Kaukus Muhammadiyah di Parlemen
Lebih lanjut, Ridho menegaskan pertemuan tersebut bukanlah sebagai awal dan akhir.
Dia memastikan bakal ada pertemuan-pertemuan selanjutnya sebagai keberlanjutan dalam membahas isu-isu strategis kebangsaan.
“Ini bukan hanya pertemuan awal dan akhir, tapi akan ada pertemuan-pertemuan berikutnya,” katanya.
“Membahas tentang isu-isu strategis kebangsaan, membahas isu-isu strategis yang benar-benar dikawal oleh Muhammadiyah,” lanjut Ridho.
Ridho mengatakan, para kader-kader Persyarikatan yang berdiaspora di parlemen akan menjadi semacam fraksi tidak tertulis, yang membawa misi-misi pencerahan Muhammadiyah.
“Jadi ini semacam kaukus Muhammadiyah di parlemen, semacam fraksi Muhammadiyah di parlemen yang tidak tertulis,” tandasnya.
Dia juga berharap, gesekan-gesekan maupun kebekuan-kebekuan antar fraksi parpol di parlemen dapat mencair melalui kaukus berbasis kultural Muhammadiyah.
“Kebekuan-kebekuan antar fraksi itu saya kira bisa dicairkan melalui kaukus kultural ini,” pungkasnya.