MAKLUMAT — Sekolah Kepemimpinan Nasional (SKN) 2025 resmi bergulir. Kegiatan yang berlangsung hingga selama dua pekan kedepan ini menjadi agenda Muhammadiyah melalui Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) yang dirancang khusus untuk menyiapkan kader pemimpin masa depan.
Ketua LHKP PP Muhammadiyah, Ridho Al-Hamdi, menyebut SKN diformat menyerupai program pendidikan kenegaraan seperti Lembaga Kenegaraan Nasional (Lemhannas), namun dengan ciri khas Muhammadiyah.
“Selama 14 hari ke depan, akan banyak pemateri yang kredibel. Ada dari banyak elemen, mulai dari DPR, Polri, BIN, dan sebagainya,” ujarnya dalam Pembukaan SKN 2025 berlangsung di BBPPMPV Seni dan Budaya, Kabupaten Sleman, pada Selasa (11/11/2025).
Ridho menjelaskan, pelaksanaan SKN merupakan amanat Muktamar Muhammadiyah. Program ini berangkat dari kebutuhan untuk membentuk aktor-aktor kepemimpinan yang berintegritas, baik di bidang politik praktis maupun sektor lain.
Dalam forum, ini ia juga mengutip pandangan Buya Syafii Maarif yang pernah menyebut Muhammadiyah sebagai “yatim piatu politik”. Menurut Ridho, SKN ini pun hadir untuk menjawab kegelisahan itu.
“SKN ini salah satu ikhtiar untuk mencoba memberikan ruang bagi calon pemimpin masa depan yang dibentuk oleh Muhammadiyah,” katanya.
Dari 150 pendaftar, hanya 67 peserta yang lolos seleksi dan mengikuti acara ini. Menurut Ridho, SKN dengan durasi yang lama memang dibutuhkan agar peserta benar-benar memahami nilai dan arah kepemimpinan yang diharapkan Muhammadiyah.
Ia menegaskan bahwa SKN bukan sekadar pelatihan formalitas. Setelah kegiatan selesai, para peserta masih akan menjalani pembinaan lanjutan, termasuk riset lapangan dan proses yudisium sebagai bentuk peneguhan kelulusan.
“Setelah ini bukan berarti selesai. Mereka akan melakukan riset lapangan dan sebagainya. Lulusan SKN ini tidak sekadar pelatihan lalu selesai,” jelasnya.