MAKLUMAT – Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan pihaknya tidak akan tergesa-gesa mencari pelatih baru untuk Tim Nasional Indonesia. Dia ingin proses pengambilan keputusan penting ini berjalan terukur. Tujuannya agar langkah tersebut tidak kontraproduktif terhadap pembangunan sepak bola nasional.
“Mencari pelatih timnas itu tidak mudah dan tidak bisa buru-buru. Ada banyak faktor yang harus kami pertimbangkan. Saya tidak mau langkah ini justru kontraproduktif,” ujar Erick Thohir saat jumpa pers di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Jumat (24/10).
Erick menegaskan dirinya sangat terbuka terhadap berbagai masukan dan informasi dari publik. Namun, dia mengingatkan agar tidak ada pihak yang menyebarkan opini atau kabar tidak berdasar. Salah satunya seperti isu mengenai pelatih asal Belanda, Luis van Gaal.
“Saya terbuka, sangat terbuka terhadap informasi. Tapi jangan beropini atau membuat spekulasi. Misalnya soal Luis van Gaal—itu hoaks. Akhirnya jadi tidak sehat,” tegasnya.
Lebih lanjut, Erick menjelaskan telah berkoordinasi dengan Manajer Timnas Soemardji, Badan Tim Nasional (BTN), dan Direktur Teknik (TD) Alexander Zwiers. Nantinya, BTN dan TD akan melakukan pencarian secara sistematis dan menyusun daftar calon pelatih.
“Setelah itu, mereka akan melaporkan hasilnya kepada saya, dan kemudian kita bahas bersama Exco untuk memutuskan,” jelas Erick.
PSSI, menurut Erick, menjadikan pengalaman bersama dua pelatih terakhir, Shin Tae-yong (STY) dan Patrick Kluivert (PK), sebagai bahan evaluasi penting. Federasi akan memetik pelajaran dari kekurangan dan kelebihan keduanya untuk menentukan arah kepelatihan berikutnya.
“Kekurangan dan kelebihan STY dan PK kita jadikan evaluasi. Keduanya sudah menjadi bagian dari masa lalu yang kita pelajari agar ke depan makin baik,” katanya.
Pengembangan Sepak Bola Nasional
Erick menegaskan PSSI kini memiliki blueprint pengembangan sepak bola nasional. Sistemnya berjenjang dari tim U-20, U-23, hingga senior. Oleh karena itu, pelatih baru harus mampu memahami dan berperan aktif dalam sistem pembinaan berkesinambungan tersebut.
“Tidak mudah mencari pelatih yang cocok dengan strata kepelatihan nasional yang sudah kita rancang. Kita ingin pelatih yang bisa membina dari U-20, U-23 hingga senior,” tuturnya.
Erick juga menyampaikan federasi telah memberikan dukungan terbaik selama kepemimpinan Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert. Namun, sepak bola selalu memiliki dinamika hasil yang harus semua pihak pertanggungjawabkan.
“Sepak bola itu ada naik-turunnya. Ada hasil yang memuaskan, ada juga yang tidak favorable. Tapi saya sendiri sudah bersikap gentleman, meminta maaf kepada Presiden Prabowo dan masyarakat setelah kegagalan di babak kualifikasi,” ujar Erick.