
MAKLUMAT – Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Zulfikar Arse Sadikin angkat bicara soal rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada serentak 2024.
Kepada Maklumat.ID pada Sabtu (30/11/2024), Zulfikar menjelaskan bahwa pada prinsipnya memilih atau tidak, merupakan hak bagi setiap warga negara Indonesia.
Dia mengaku menghargai dan menghormati sikap publik, baik yang memutuskan untuk memilih maupun yang tidak menggunakan hak pilih atas kesadaran dan preferensinya.
“Di kita memilih itu hak. Jadi kalau ada pemilih tidak menggunakan hak pilih, terlebih atas kesadaran terhadap preferensi yang dimiliki harus kita hormati,” ujarnya kepada Maklumat.ID, Sabtu (30/11/2024).
Bukan Karena Tekanan dan Ancaman
Zulfikar menegaskan, yang terpenting dari hal tersebut adalah bahwa publik menggunakan hak pilihnya ataupun tidak, bukan karena adanya tekanan, paksaan, ancaman, ataupun hal semacamnya.
“Yang penting (dalam) menggunakan hak pilih atau tidak menggunakan hak pilih itu bukan karena tekanan, paksaan, ancaman, dan bujuk rayu ‘sembako dan/uang‘,” tegasnya.
“Namun karena kehendak mendapatkan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang mampu menghadirkan masa depan yang lebih baik,” imbuh Zulfikar.
Orientasi Parpol dan Paslon
Politisi Partai Golkar itu menandaskan, hal itulah yang harus menjadi orientasi bagi para partai politik (parpol) pengusul maupun bagi para paslon kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Sehingga, kata dia, jika parpol berhasil memunculkan kontestan yang dikehendaki publik, dan para paslon mampu mendapatkan kepercayaan publik, maka para pemilih juga akan antusias dalam menyongsong setiap perhelatan pesta demokrasi.
“Kehendak inilah yang harus menjadi orientasi partai pengusul dan paslon kepala daerah dan wakil kepala daerah, agar pemilih dalam setiap pemilu selalu antusias menggunakan hak pilih,” ungkapnya.
“Karena suara yang diberikan memperoleh timbal balik yang sepadan, dengan mewujudnya pemerintahan daerah yang efektif dan responsif terhadap aspirasi dan kebutuhan masyarakat di bawah kepemimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang terpilih,” tambah Zulfikar.
Zulfikar menegaskan, hal itulah yang betul-betul harus menjadi bahan evaluasi para pihak terkait. “Dalam konteks itulah evaluasi (harus) dilakukan,” tandasnya.
Sikap dan Kesadaran Politik Masyarakat
Meski begitu, Zulfikar mengatakan bahwa faktor-faktor penyebab rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada serentak 2024 masih harus dikaji lebih lanjut secara mendalam.
Dia mengaku bersyukur bahwa masih ada angka sekitar 70 persen pemilih yang menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada serentak 2024.
“Kalau ingin lebih dalam perlu riset dulu terkait itu. Yang jelas angka 70% yang menggunakan hak pilih itu sudah termasuk bagus,” sebutnya.
“Sekali lagi karena ini hak, mengunakan hak pilih dan tidak menggunakan hak pilih atas dasar kesadaran penuh. Dan saya percaya masyarakat kita memiliki kesadaran penuh tersebut,” pungkas Zulfikar.