MAKLUMAT — Padatnya jadwal dan menumpuknya beban kerja kerap kali menimbulkan stres kerja, yang berdampak buruk bagi kesehatan mental.
Menurut data WHO—organisasi kesehatan dunia—dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemkes) RI, menunjukkan bahwa sekitar 12 triliun hari kerja terbuang (wasting time) setiap tahun akibat depresi dan kecemasan.
Stres kerja tidak hanya berdampak bagi produktivitas dan kesehatan mental para pekerja, tetapi juga menyebabkan kerugian yang cukup berarti bagi perusahaan.
Stres kerja dapat terjadi dan dialami oleh para pekerja ketika dihadapkan pada tuntutan dan beban kerja yang tinggi. Bahkan, terkadang di luar jobdesk ataupun tidak sesuai dengan kapabilitasnya sebagai pekerja.
Ketidakseimbangan tersebut dapat menimbulkan gejala-gejala stres dalam berbagai bentuk, yang jika terus berlanjut dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental dan produktivitas pekerja.
Jenis dan Gejala Stres Kerja
Dilansir dari laman resmi Kemkes RI, beberapa gejala stres di antaranya:
1. Stres Akut: dapat dialami oleh siapa saja, terlebih mereka yang banyak menghabiskan waktu di tempat kerja. Jenis stres ini biasanya situasional, bisa sebentar ataupun lama. Beberapa respon yang berpotensi muncul dipicu oleh stres akut antara lain:
- Respon fisik: produksi hormon stress, seperti adrenalin dan kortisol meningkat, sehingga menyebabkan tekanan darah, detak jantung, dan frekuensi napas meningkat.
- Respon emosi: merasa cemas dan mudah marah, tidak bersemangat dan kehilangan kepercayaan diri.
- Respon kognitif/pikiran: berkurangnya perhatian dan persepsi, mudah lupa, berpikir negatif bahkan tentang hal yang positif.
- Respon perilaku: agresif, impulsif, menghindari tugas, serta sering cuti.
2. Kelelahan (Burnout): secara fisik, emosional, dan intelektual yang berkepanjangan, burnout dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu kinerja dan produktivitas kerja, seperti hilangnya motivasi kerja, gangguan suasana hati dan emosional, hingga memicu depresi.
3. Ketakutan: saat merasa takut, seperti takut kehilangan pekerjaan atau takut membuat keputusan yang salah, hormon stres akan memicu otak untuk mempersiapkan tubuh melakukan tindakan defensif. Akibatnya, sistem saraf terangsang untuk mempertajam indera, membuat denyut nadi lebih cepat dan pernapasan lebih dalam.
Dalam batas wajar, respon ini sebenarnya membantu tubuh untuk bertahan melawan ancaman. Namun, jika terjadi secara konsisten dalam waktu lama, dapat menimbulkan gangguan suasana hati, gangguan tidur, dan gangguan fisik, seperti sakit perut dan sakit kepala.
Penyebab Stres Kerja
Stres kerja diakibatkan oleh banyak faktor, yang mungkin berbeda-beda antara satu orang dengan lainnya. Beberapa alasan yang paling banyak dialami yang menyebabkan stres kerja, di antaranya tuntutan yang tinggi baik secara waktu maupun energi, serta ketidakjelasan tanggung jawab pekerjaan yang harus dilakukan.
Kurangnya kendali terhadap beban kerja, kurangnya dukungan atasan dan manajemen, serta struktur organisasi yang buruk, kekhawatiran terhadap perubahan dan PHK di tempat kerja, hubungan yang buruk dengan rekan dan orang-orang di tempat kerja, juga turut menjadi penyebab stres kerja.
Selain itu, stres kerja juga dapat diakibatkan oleh adanya tindakan perundungan, diskriminasi. dan kekerasan di tempat kerja, hingga lingkungan kerja yang buruk dan tidak aman, dan lain sebagainya.
Mengatasi Stres Kerja
Jika seorang pekerja mampu beradaptasi dengan kondisi dan lingkungan kerja yang kondusif, mereka akan lebih percaya diri untuk melakukan pekerjaannya dengan baik.
Sebaliknya, jika terjadi reaksi stres, maka kemampuan dan kinerja pekerja akan berkurang dan memperburuk situasi stres, sehingga rentan terhadap berbagai masalah kesehatan.
Berikut ini beberapa tips dan cara untuk mengatasi stres kerja secara efektif, dilansir dari laman resmi Kemkes RI:
1. Kenali Penyebab Utama
Identifikasi apa yang menjadi sumber stres: apakah beban kerja, konflik dengan rekan, atau perubahan di tempat kerja. Langkah ini penting untuk menemukan solusi yang tepat.
2. Atur Prioritas dan Waktu
Fokus pada hal yang bisa Anda kendalikan. Gunakan jam kerja secara efisien, istirahat secara teratur, dan jangan membawa pekerjaan ke rumah.
3. Belajar Meredakan Stres
Teknik pernapasan, meditasi, atau relaksasi dapat membantu mengurangi ketegangan dan mengelola emosi.
4. Lakukan Aktivitas Fisik Ringan
Olahraga ringan seperti jalan santai, yoga, atau menari bisa membantu meringankan stres dan memperbaiki suasana hati.
5. Bangun Ketahanan Mental
Latih diri untuk melihat tantangan sebagai peluang belajar. Ubah cara pandang negatif menjadi positif untuk memperkuat ketahanan psikologis.
6. Jalin Hubungan Positif
Lingkungan kerja yang suportif penting untuk mengurangi stres. Bangun komunikasi yang baik dengan atasan dan rekan kerja.
7. Bicara dengan Orang yang Dipercaya
Ceritakan tekanan yang Anda alami kepada keluarga atau sahabat. Jika perlu, konsultasikan dengan psikolog atau konselor profesional.
Menjaga kesehatan mental di tempat kerja, tidak hanya bermanfaat bagi para pekerja, tapi juga berkontribusi terhadap produktivitas kerja.
Untuk itu, penting bagi kita untuk menjaga keseimbangan kerja, serta mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mengatasi stres kerja.