Suhu Gahar Panggang Sejumlah Kota, BMKG Ingatkan Ancaman Hujan Badai Mendadak

Suhu Gahar Panggang Sejumlah Kota, BMKG Ingatkan Ancaman Hujan Badai Mendadak

MAKLUMAT – Matahari terasa begitu menyengat dalam beberapa pekan terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu udara di sejumlah wilayah bahkan tembus hingga 38 derajat Celsius. Namun, jangan lengah. Di tengah cuaca terik yang memanggang, potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang siap mengguyur pada sore hingga malam hari.

Kombinasi gerak semu matahari dan pengaruh Monsun Australia menjadi biang keladi di balik panas ekstrem ini. BMKG dalam keterangan tertulis pada Kamis (16/10/2025) membeberkan, posisi matahari yang berada di selatan ekuator membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan menerima pemanasan maksimal.

Kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah menjadi wilayah paling panas dengan suhu yang tercatat mencapai 38,2 derajat Celsius. Menyusul di belakangnya adalah Majalengka, Jawa Barat (37,6°C), Boven Digoel, Papua (37,3°C), dan Kota Pahlawan Surabaya (37,0°C).

Akan tetapi, panas di siang hari bukan berarti malam akan tenang. BMKG menegaskan, karakteristik musim peralihan atau pancaroba sangat khas. Aktivitas konvektif lokal bisa memicu pembentukan awan hujan secara tiba-tiba. Fenomena ini sudah terjadi di beberapa lokasi, seperti Belawan di Sumatera Utara yang diguyur hujan sangat lebat hingga 117,6 mm per hari.

”Meskipun pagi hingga siang hari didominasi cuaca panas, potensi pembentukan awan konvektif dengan intensitas hujan tinggi pada sore hari tetap signifikan,” ungkap BMKG dalam rilis resminya.

Baca Juga  BMKG: Potensi La Nina di Indonesia Capai 70 Persen, Tapi Dampaknya Diprediksi Tak Ekstrem

Ancaman Bibit Siklon dan Gelombang Atmosfer

BMKG memantau sejumlah dinamika atmosfer yang aktif memengaruhi cuaca Nusantara sepekan ke depan. Sirkulasi siklonik terpantau di perairan barat Sumatra dan Laut Natuna. Sistem ini membentuk daerah pertemuan angin yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.

Selain itu, Bibit Siklon Tropis 96W juga nongkrong di Samudra Pasifik, timur Filipina. Meski potensinya menjadi siklon tropis masih rendah, keberadaannya turut menyumbang pembentukan awan di wilayah Maluku Utara dan Papua.

Fenomena skala global seperti Gelombang Rossby dan Kelvin juga ikut andil. Gelombang ini aktif di sejumlah wilayah, mulai dari Aceh, Laut Andaman, Bali, NTT, hingga Laut Arafura, yang secara efektif memompa pertumbuhan awan hujan.

Waspada Hujan Lebat hingga Sepekan ke Depan

BMKG telah merilis prospek cuaca yang perlu diwaspadai masyarakat. Berikut rinciannya:

Periode 17 – 19 Oktober 2025:

  • Siaga (Hujan lebat – sangat lebat): Sumatera Utara, Kep. Bangka Belitung, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, dan Papua Tengah.
  • Waspada Angin Kencang: Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Selatan.

Periode 19 – 23 Oktober 2025:

  • Siaga (Hujan lebat – sangat lebat): Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Barat.
  • Waspada Angin Kencang: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Selatan.

BMKG: Jangan Panik, Tetap Siaga

Menghadapi kondisi cuaca yang dinamis ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari, gunakan pelindung seperti topi atau payung dan pastikan tubuh tidak kekurangan cairan.

Baca Juga  Kembali Dilantik sebagai Rektor, Ma'mun Murod: Siap Jadikan UMJ Mercusuar Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Sebaliknya, saat hujan lebat turun, masyarakat harus waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, dan tanah longsor.

“Kami meminta masyarakat untuk menjauhi wilayah terbuka atau pohon rapuh saat hujan disertai petir dan angin kencang,” tegas BMKG.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *