MAKLUMAT — Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Suli Daim, mengajak para kader Pemuda Muhammadiyah agar berperan aktif dalam politik dan pemerintahan. Menurutnya, masih banyak PR (Pekerjaan Rumah) yang harus menjadi perhatian Persyarikatan, termasuk Pemuda Muhammadiyah sebagai ortom.
Hal itu dia sampaikan dalam Pembukaan Baitul Arqam Dasar (BAD) yang digelar Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kota Surabaya di SMP Muhammadiyah 10 Surabaya, Sabtu (1/2/2025).
“Pemuda harus aktif, harus mampu hadir di tengah-tengah masyarakat dan berperan aktif dalam kegiatan sosial. Pemuda (Muhammadiyah) juga harus mampu berperan aktif dalam pemerintahan dan dunia perpolitikan,” ujarnya.
“Ini tidak hanya menjadi PR Persyarikatan saja, namun Pemuda Muhammadiyah juga memilik peran advokasi kepada masyarakat terkait pemerintahan,” sambung pria asal Lamongan itu.
Sebab itu, menurut Suli, Muhammadiyah dan ortom-ortomnya harus terus mendorong dan mendukung kader-kadernya yang memiliki potensi, baik di tingkatan ranting, cabang, daerah, provinsi, hingga pusat, untuk berdiaspora di dunia politik.
“Pemuda harus belajar mengenai geopolitik Nasional, tidak boleh bersikap apatis dan tidak mau tau terkait urusan pemerintahan, apalagi memilih untuk bersikap golput dalam pentas (kontestasi) perpolitikan,” tandasnya.
Menurut Suli, penting bagi kader-kader Persyarikatan, utamanya Pemuda Muhammadiyah, untuk terjun langsung dan berdiaspora di dunia politik. Sebab, dengan begitu akan dapat memperluas dakwah Muhammadiyah melalui kebijakan-kebijakan.
“Politik nilai bisa kita terapkan bila kita sudah mampu masuk di lingkaran atau meja politik. Baru dengan meja politik kita bisa mengatur strategi dakwah dan mengedukasi masyarakat betapa pentingnya memilih dan memperjuangkan pemimpin di masa depan,” kelakarnya.
Dalam kesempatan itu, Suli juga berpesan agar para aktivis Pemuda Muhammadiyah agar betul-betul berproses dan menjadikan wadah Pemuda Muhammadiyah sebagai langkah akselesari untuk membentuk karakter, mengukur kemampuan, dan mengenali jati dirinya.
Menurut pria yang juga merupakan pengurus Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi (MPID) PWM Jawa Timur itu, penguatan diri bagi para aktivis mencakup lima hal, yakni: penguatan jati diri, mempunyai visi diri, menciptakan iklim organisasi, efektivitas kelompok kerja, serta kapasitas kepemimpinan.
“Pemuda Muhammadiyah sampai detik ini seperti masih bingung dengan dirinya, dan belum tuntas menyelesaikan urusan dirinya,” kritik Suli, yang juga merupakan mantan Ketua PW Pemuda muhammadiyah Jawa Timur.
“(Maka) yang perlu diubah adalah pola pikir yang positif. Menjadi aktivis yang aktif melakukan kebaikan dan bekerja secara maksimal, yakinlah pasti ada balasan dari berbuat, bekerja dari kebaikan tersebut,” tandas politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.