WARGA Jawa Timur mulai menentukan beberapa opsi pilihannya terhadap bakal calon untuk menduduki kursi Jatim 1 dan Jatim 2 di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak tahun 2024. Hal itu tampak dari hasil survei yang dirilis Kedai Jambu Indonesia (KJI) menjelang proses pendaftaran bakal calon dari unsur partai politik. Pendaftaran dijadwalkan dibuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 27 Agustus 2024 mendatang.
Berdasarkan hasil survei KJI yang dilakukan pada periode 20-24 Juli 2024 menunjukan masyarakat Jatim masih menginginkan sosok lama (petahana) untuk menjadi kepala daerah. Nama Khofifah Indar Parawansa masih jadi pilihan utama masyarakat Jatim untuk pemilihan gubernur (Pilgub) dengan prosentase sebesar 49%. Posisi kedua ditempati oleh Tri Rismaharini. Menteri Sosial (Mensos) Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini diminati dengan prosentase dipilih sebesar 20%.
Direktur KJI Abdus Salam mengatakan, survei dilakukan pihaknya secara on-line dengan pertanyaan singkat. Proses penyebaran link polling hanya dengan komunikasi medsos, dan tidak dengan face to face approach. Sehingga responden benar-benar voluntary. Adapun jumlah responden adalah sebanyak 146 responden (MOE -+ 8.11 %) dari target awal sebanyak 220 resp (MOE 6.61%).
“Responden dipilih secara acak bebas (tidak proporsional bertingkat, baik jenis kelamin, maupun di wilayah/kec/desa). Filterring responden dilakukan dengan kriteria satu gadget hanya bisa mengisi 1x polling (memastikan tiap data responden tidak bias) dan data yang diproses hanya dari responden dengan IP address Jawa Timur (memastikan responden tidak dari luar Jawa Timur),” terangnya, Senin (29/7/2024).
Salam memaparkan, pada hasil simulasi pertanyaan pilihan Gubernur, warga memberikan dukungan dan pilihannya kepada Anis Baswedan sebesar 1%. Kemudian, ada nama Emil Elistianto Dardak dengan prosentase 10 %, Khofifah Indar Parawansa 49%, KH. Marzuki Mustamar 5%, Syaifullah Yusuf 4%, Sandiaga Uno 5%, Tri Rismaharini 20%, dan sebanyak 6% belum menentukan pilihan.
Sementara, pada hasil simulasi pertanyaan Pilihan sebagai Wakil Gubernur, nama Emil Elistianto Dardak berada diposisi teratas dengan 47%, Eri Cahyadi 5%, Khofifah Indar Parawansa 10%, KH. Marzuki Mustamar 7%, Puti Guntur Soekarno 1 %, Syaifullah Yusuf 5%, Sandiaga Uno 12%, Tri Rismaharini 6%, dan 7% belum menentukan pilihan.
Kendati begitu, Salam mengatakan yang tetap harus dilakukan oleh para bakal calon saat ini adalah bagaimana bisa meyakinkan petinggi partai untuk mendapatkan rekomendasi maju di Pilkada Jatim. Selain itu, tetap selalu mendekatkan diri pada warga.
“Bukan tidak mungkin nama-nama para bakal calon tersebut bisa melenggang manakala rekomendasi partai tidak turun dan warga Jawa Timur bisa merubah pilihannya,” ungkapnya.
Menurut Salam, hal ini bisa dilihat dari tingkat kemantapan warga Jatim terhadap pilihannya. Di mana, masyarakat (responden) menyatakan sangat yakin untuk memilih sebesar 42 %. Kemudian, kemungkinan besar akan memilih sebesar 32% dan masih mungkin mengubah pikiran dan memilih calon lain sebesar 26%.
“Masih banyak waktu untuk terus melakukan kegiatan-kegiatan positif untuk terus bisa meyakinkan para petinggi partai dan memikat hati warga Jawa Timur,” tandasnya.
Hingga kini, baru ada satu pasangan yang benar-benar siap maju, yakni pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak. Duet petahana ini telah mengantongi 7 rekomendasi partai politik yang memiliki kursi di DPRD Provinsi Jatim. Dukungan berasal dari Partai Golkar, PSI, PAN, Gerindra, Demokrat, PPP dan PKS.
Di sisi lain, terdapat tiga partai politik yang belum memutuskan sikap di Pilkada Jatim. Mereka adalah PKB, PDIP dan NasDem. Ketiganya kemungkinan akan membentuk poros baru untuk melawan duet Khofifah-EMil.
Reporter: Ubay NA