MAKLUMAT – LSI Denny JA merilis hasil survei terbarunya terkait elektabilitas para paslon yang akan bertarung dalam Pilwali Kota Malang 2024, sepekan sebelum hari pemungutan suara pada 27 November mendatang.
Dalam rilis yang diterima tim Maklumat.ID pada Rabu (20/11/2024), hasil survei LSI Denny JA menunjukkan peningkatan signifikan pada elektabilitas paslon nomor urut 1 Wahyu Hidayat dan Ali Muthohirin (WALI), yang berhasil menyalip duet paslon nomor urut 3 Mochamad Anton dan Dimyati Ayatulloh (ABADI).
Dengan simulasi surat suara, elektabilitas WALI berada di angka 41,3 persen, unggul sekitar 6,8 persen atas paslon ABADI yang membuntuti di belakangnya.
Sementara itu, pasangan Heri Cahyono dan Ganisa Pratiwi Rumpoko (Sam HC-Ganis) hanya memiliki elektabilitas sebesar 14,3 persen.
Sebanyak 0,2 persen suara tidak sah, sedangkan 9,7 persen responden merahasiakan jawabannya, belum menentukan pilihan, tidak menjawab, ataupun menjawab tidak tahu.
Faktor Elektabilitas Cawali dan Cawawali
Peneliti LSI Denny JA, Fadhli Fakhri Fauzan, menyebut setidaknya terdapat lima alasan mengapa elektabilitas paslon WALI mampu mengungguli kedua rivalnya.
Pertama, adalah faktor bahwa elektabilitas Wahyu maupun Ali adalah yang tertinggi di masing-masing posisi.
Artinya, Wahyu memiliki elektabilitas tertinggi sebagai Calon Wali Kota Malang, sedangkan Ali elektabilitas tertinggi sebagai Calon Wakil Wali Kota Malang.
“Elektabilitas Wahyu sebagai Calon Wali Kota Malang sebesar 40,2 persen, diikuti Abah Anton di urutan kedua dengan 35,9 persen dan Heri Cahyono hanya 13,9 persen,” ujarnya.
“Kemudian Ali sebagai Calon Wakil Wali Kota Malang punya elektabilitas tertinggi 37,3 persen, Dimyati berikutnya 29,3 persen dan Ganis Rumpoko 14,1 persen saja,” sambungnya.
Faktor Tingkat Kesukaan
Faktor kedua, menurut Fadhli, adalah tingkat kesukaan terhadap paslon WALI yang sangat tinggi.
Secara pengenalan, Abah Anton memiliki keterkenalan 97,0 persen, namun hanya 68 persen yang suka.
“Sedangkan tingkat kesukaan Wahyu itu 80,3 persen dan Ali Muthohirin tingkat kesukaannya 83,0 persen,” sebutnya.
Faktor Visi, Misi dan Program
Faktor ketiga adalah terkait visi, misi dan program-program yang ditawarkan.
Mayoritas responden memilih duet WALI sebagai paslon yang memiliki visi, misi dan program paling sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pada pertanyaan visi dan misi paling kuat, WALI mendapatkan dukungan 33,6 persen, ABADI 26,1 persen, Sam HC-Ganis 12,3 persen, 28,0 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Pada pertanyaan program paling bagus, WALI mendapatkan 35,7 persen dukungan, ABADI 28,6 persen, Sam HC-Ganis 12,5 persen, 23,2 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Kemudian, pada pertanyaan program paling menyentuh kebutuhan masyarakat, 35,0 persen responden memilih WALI, 28,6 persen memilih ABADI, dan 12,5 persen memilih Sam HC-Ganis. 23,9 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Selanjutnya, pada pertanyaan program kampanye paling kreatif, WALI mendapatkan 32,5 persen, ABADI 26,1 persen, dan Sam HC-Ganis 14,1 persen. 27,3 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Pada pertanyaan program kampanye paling diminati, WALI didukung 36,4 persen responden, berbanding 25,7 persen untuk ABADI dan 12,5 persen untuk Sam HC-Ganis. 25,4 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Faktor Debat Publik Kedua
Penyebab keunggulan paslon WALI selanjutnya (keempat) adalah performa saat debat publik kedua, di mana para responden menganggap paslon nomor urut 2 itu lebih unggul atas kedua rivalnya.
49,1 persen responden menilai WALI unggul dalam debat. Sedangkan responden yang menyebut ABADI lebih unggul sebesar 24,1 persen dan yang menilai Sam HC-Ganis lebih unggul sebesar 22,2 persen.
Menurut 78,7 persen responden, performa dalam debat publik kedua tersebut sangat berpengaruh/cukup berpengaruh. Sedangkan 19,5 persen menilai debat itu kurang berpengaruh/tidak berpengaruh sama sekali.
Faktor Isu Korupsi
Faktor terakhir dan mungkin cukup krusial adalah terkait isu korupsi yang menjadi perhatian para responden.
Sebanyak 83,0 persen responden menilai praktik korupsi kepala daerah adalah kurang wajar/tidak wajar sama sekali. Hanya 12,1 persen yang menilainya wajar.
Kemudian, 88,9 persen responden menilai praktik korupsi tersebut sangat merugikan masyarakat. 5,7 persen menilai merugikan para pelaku korupsi itu sendiri.
Sebanyak 89,5 persen responden menyatakan sangat setuju dan cukup setuju bahwa kotupsi adalah musuh utama masyarakat Kota Malang. Hanya 7,0 persen yang kurang setuju.
Terakhir, sebanyak 65,7 persen responden menilai sosok Abah Anton sebagai Calon Wali Kota yang pernah terlibat dan paling dekat dengan praktik korupsi.
Sedangkan dua rivalnya, yakni Wahyu dan Heri relatif bersih dengan berada di bawah 10,0 persen.
Hanya 9,3 persen responden menyebut Wahyu dekat ataupun pernah terlibat kasus korupsi, sedangkan Heri bahkan hanya 4,3 persen.
Periode Survei
Survei LSI Denny JA tersebut berlangsung pada periode 11-17 November 2024, dengan populasi adalah seluruh WNI di Kota Malang yang telah berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Penarikan sampel dengan metode multistage random sampling, dengan 880 responden.
Metode pengambilan data melalui wawancara tatap muka dengan responden menggunakan instrumen berupa kuesioner.
Survei ini memiliki margin of error (MoE) kurang-lebih 3,4 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.