Tahun Ajaran Baru Dimulai, Mendikdasmen Tegaskan Tiga Langkah Hadirkan Pendidikan Bermutu untuk Semua

Tahun Ajaran Baru Dimulai, Mendikdasmen Tegaskan Tiga Langkah Hadirkan Pendidikan Bermutu untuk Semua

MAKLUMAT — Tahun ajaran 2025/2026 resmi dimulai. Suasana optimistis dan semangat baru menyelimuti pembukaan hari pertama sekolah di seluruh Indonesia. Di Sumbawa, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, hadir langsung sebagai pembina upacara di SD Negeri 16 Sumbawa, Senin (14/7/2025).

Dalam amanatnya, Mu’ti mengajak seluruh elemen pendidikan bersyukur dan bersiap memulai proses belajar mengajar dengan tekad untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan menjangkau semua kalangan.

“Kita bersyukur pada pagi hari ini kita mengawali kegiatan belajar di Tahun Ajaran 2025-2026. Maka pada hari ini, Senin, 14 Juli 2025, kegiatan proses belajar mengajar kembali dilaksanakan dengan semangat baru dalam keadaan sehat untuk mewujudkan pendidikan bermutu,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Mu’ti memaparkan tiga kebijakan strategis sebagai tonggak baru dalam menyongsong pendidikan yang inklusif dan berkeadilan, yakni SPMB dan MPLS RAMAH untuk Pendidikan Inklusif; Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat; serta Deep Learning.

SPMB dan MPLS RAMAH untuk Pendidikan Inklusif

Langkah pertama dilakukan melalui penguatan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) dan pengenalan konsep MPLS RAMAH—singkatan dari Riang, Aman, Mandiri, Akrab, dan Hormat.

Menurut Mu’ti, konsep ini menekankan pentingnya menghadirkan lingkungan belajar yang penuh cinta, aman, dan saling menghormati. Sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang tumbuh anak-anak secara utuh.

Baca Juga  Habis Manis, Anies Baswedan Ditinggal

“Semangat RAMAH adalah kita bisa saling menghormati, saling menerima keadaan anak-anak kita apa pun kondisi ekonomi mereka, apa pun keadaan fisik mereka, apa pun agamanya, maupun kemampuan intelektual mereka,” katanya.

Ia menekankan bahwa sekolah harus menjadi “rumah” kedua bagi anak-anak, tempat membentuk kepribadian dan membangun karakter generasi yang sehat lahir batin, cerdas, mandiri, dan cinta Tanah Air.

7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Langkah kedua adalah penguatan Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yang telah dicanangkan sejak Desember 2024. Kebiasaan ini meliputi: bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.

“Sebagai usaha kita agar anak-anak kita sejak dini memiliki kebiasaan-kebiasaan baik yang ditumbuhkembangkan dalam empat pusat pendidikan, yaitu di sekolah, keluarga, masyarakat, dan media,” jelasnya.

Ia juga mengenalkan “pagi ceria”, sebuah rutinitas yang mencakup senam, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan berdoa sebelum pelajaran dimulai. Rutinitas ini tak hanya menyehatkan fisik, tapi juga menanamkan jiwa nasionalisme, keimanan, dan semangat kepemimpinan sejak dini.

Dalam penguatan karakter, Mu’ti menyebutkan bahwa seluruh guru memiliki peran bimbingan konseling. Mereka harus memastikan tidak ada anak yang terabaikan dalam proses pendampingan belajar dan pengembangan bakat.

Penerapan Deep Learning yang Bermakna

Langkah ketiga adalah penerapan konsep deep learning, yang diarahkan untuk membuat pembelajaran lebih serius namun tetap menggembirakan.

Baca Juga  Dindik Jatim Luncurkan Pilot Project School Food Care di SMAN 2 Ngawi

“Semangat tinggi, mendorong kreativitas, kemampuan kolaborasi, komunikasi, membangun karakter, pembelajaran yang reflektif, bermakna, dan gembira menjadikan belajarnya anak-anak lebih bersemangat,” terang Mu’ti.

Konsep ini ingin menciptakan ruang belajar yang tidak hanya mengejar nilai akademik, tetapi juga mendorong pertumbuhan karakter dan kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, dan inovatif.

Lebih lanjut, pria yang juga Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menegaskan bahwa seluruh ekosistem pendidikan harus bergandeng tangan untuk mewujudkan sekolah yang ramah, berkualitas, dan mampu menjadi kawah candradimuka generasi Indonesia masa depan.

Dengan sinergi antara sekolah, keluarga, masyarakat, dan media, pendidikan Indonesia diharapkan melahirkan generasi yang sehat, kuat, cerdas, dan berakhlak, siap menghadapi masa depan dengan optimisme dan karakter unggul.

*) Penulis: Andi Hariyadi / Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *