MAKLUMAT – Satu unit alat bongkar muat jenis quay container crane (QCC) telah tiba di TPK Bagendang, Kalimantan Tengah, pada 28 Juli 2025 pukul 17.10 WIB. Kedatangannya menjadi sinyal penting dari perubahan layanan jasa kepelabuhanan—peningkatan layanan dan efisiensi di Kalimantan Tengah.
Alat ini bergeser dari Jakarta International Container Terminal (JICT) Pelabuhan Tanjung Priok. Tujuannya untuk memperkuat sistem bongkar muat di dermaga Bagendang yang selama ini hanya memanfaatkan satu unit QCC.
Tambahan ini menjadi bagian dari upaya PT Pelindo Terminal Petikemas melakukan standardisasi layanan di seluruh jaringan terminalnya. Termasuk di kawasan yang kerap terpinggirkan dari investasi besar, seperti Kalimantan Tengah.
“Ini adalah lompatan besar bagi layanan jasa kepelabuhanan di Kalimantan Tengah,” ujar Terminal Head TPK Bagendang, Akhmad Fajar, pada Kamis (31/07).
Peningktan Investasi Kalimantan Tengah
Menurutnya, arus peti kemas di wilayah tersebut terus tumbuh setiap tahun. Dengan tambahan QCC, waktu bongkar muat bisa dipangkas, kapal lebih cepat meninggalkan pelabuhan, dan efisiensi operasional meningkat.
Namun sebelum alat eks JICT ini resmi beroperasi, serangkaian persiapan tengah dilakukan oleh tim TPK Bagendang. Proses ini mencakup aspek teknis, operasional, hingga keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Estimasinya, butuh waktu sekitar tiga bulan hingga QCC benar-benar aktif digunakan dalam kegiatan bongkar muat harian.
Meski belum beroperasi penuh, para pemangku kepentingan telah menyambut langkah ini dengan antusias. Salah satunya, Branch Manager PT Meratus Line Sampit, M. Arif Wicaksono. Ia menyebut tambahan QCC sangat relevan dengan kebutuhan pelaku usaha pelayaran.
“Kehadiran alat ini diharapkan mampu meningkatkan kelancaran serta produktivitas bongkar muat. Ini sangat mendukung operasional kami sebagai pengguna jasa TPK Bagendang,” kata Arif.
Antusiasme dan Menyulam Harapan
Senada dengan itu, Christofel Herman S., Branch Manager PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) Sampit, menilai pengadaan QCC sebagai bentuk respons terhadap tuntutan efisiensi pelaku usaha. “Tambahan alat seperti QCC benar-benar membantu mempercepat proses bongkar muat kapal,” ujarnya.
Dari perspektif lebih luas, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (DPW APBMI) Kalimantan Tengah, Bambang Wijanarko, menyoroti dampak jangka panjang dari investasi infrastruktur pelabuhan semacam ini.
“Kehadiran QCC akan berdampak langsung pada kelancaran arus barang dan efisiensi biaya logistik. Lebih dari itu, ini bisa mendorong iklim investasi dan memperkuat peran pelabuhan sebagai pintu gerbang ekonomi Kalimantan Tengah,” ungkap Bambang.
Langkah PT Pelindo Terminal Petikemas ini tak hanya soal memperbanyak alat berat. Ia mencerminkan arah pembangunan pelabuhan yang lebih terstandar, terintegrasi, dan siap menghadapi pertumbuhan arus logistik nasional. Di TPK Bagendang, tambahan satu QCC bisa jadi awal dari perubahan besar yang lebih sistemik.