22.3 C
Malang
Selasa, Januari 21, 2025
KilasTanah Longsor Terjang Bali: Delapan Orang Tewas, Cuaca Buruk Masih Mengancam

Tanah Longsor Terjang Bali: Delapan Orang Tewas, Cuaca Buruk Masih Mengancam

Tim gabungan dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, dan relawan tengah mencari korban tanah longsor di Desa Pikat, Klungkung, Bali, Ahad (19/1). Pencarian korban masih berlanjut hingga Senin (20/1). Foto:BNPB

MAKLUMAT — Sebanyak delapan warga tewas akibat tertimbun bencana tanah longsor yang melanda Kabupaten Klungkung dan Kota Denpasar, Pulau Bali, pada Ahad-Senin (19-20/1/2025).

Pada Minggu (19/1), tanah longsor pertama terjadi di Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung sekitar pukul 18.00 WITA. Beberapa orang yang tinggal di sebuah pondok tertimpa bebatuan besar akibat longsor di sekitar kawasan tersebut.

Empat orang tewas dalam kejadian itu, sementara satu orang lainnya masih dalam pencarian. Empat korban lainnya menderita luka berat dan harus mendapatkan perawatan intensif.

Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, melaporkan bahwa tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Klungkung, Basarnas, TNI, Polri, PMI, serta warga setempat segera melakukan pencarian setelah peristiwa terjadi.

Upaya pencarian sempat dihentikan karena cuaca buruk dan medan yang curam. Tim melanjutkan pencarian keesokan harinya dan akhirnya menemukan empat korban tewas.

Pada Senin (20/1), bencana tanah longsor kembali melanda Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, sekitar pukul 07.00 WITA. Material tanah longsor dari tebing menimbun rumah-rumah yang dihuni oleh warga.

Dalam kejadian ini, empat orang tewas. Satu orang masih dinyatakan hilang, sementara tiga lainnya terluka. Lima unit rumah yang terdampak longsoran tanah rusak parah.

Tim gabungan turun langsung untuk mencari korban dan memberikan pertolongan pertama. Tim segera membawa korban yang terluka ke Rumah Sakit Surya Usadha untuk mendapatkan perawatan medis.

Cuaca Buruk

BMKG memperingatkan bahwa cuaca buruk masih berpotensi melanda sebagian besar wilayah Bali.

Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat disertai petir diperkirakan akan terus terjadi. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

Pemantauan rutin terhadap sungai, saluran irigasi, dan drainase diharapkan dapat mencegah penyumbatan yang dapat memicu banjir.

Selain itu, pihak berwenang perlu memantau kondisi tanggul dan tebing secara intensif. Jika menemukan retakan atau kerusakan, mereka harus segera melakukan perbaikan guna melindungi keselamatan warga.

Ads Banner

Ads Banner

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer