Tayang 2026, Film Buya Hamka Volume 3 Potret Utuh Perjuangan dan Sisi Humanis Sang Ulama

Tayang 2026, Film Buya Hamka Volume 3 Potret Utuh Perjuangan dan Sisi Humanis Sang Ulama

MAKLUMAT – Kelanjutan biopik ulama besar Indonesia, Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), dalam Film Buya Hamka Volume 3 dipastikan akan segera menyapa penonton di bioskop pada tahun 2026. Produksi Falcon Pictures ini tidak sekadar menjadi tontonan hiburan, namun digadang-gadang menjadi media edukasi sejarah bagi para pelajar dan santri di seluruh Indonesia.

Bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, film ini akan disosialisasikan secara masif ke sekolah dan pesantren. Hal ini terungkap dalam acara pemutaran khusus (screening) yang digelar di Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Alur Non-Linear dan Pembentukan Karakter

Berbeda dengan pendekatan biografi konvensional, volume ketiga ini tidak sepenuhnya mengikuti alur kronologis linier. Sutradara Fajar Bustomi meramu cerita dengan menyoroti masa muda Hamka dan bagaimana karakter sang ulama ditempa oleh lingkungan terdekatnya.

Penonton akan diajak menyelami latar belakang keluarga yang membentuk kepribadian Hamka. Mulai dari sosok sang ayah, Haji Rasul, yang menanamkan kedisiplinan dan semangat perjuangan, hingga pengaruh besar sang ibu meski harus berpisah dengan ayahnya. Tak ketinggalan, fase kehidupan Hamka sebagai santri dan pembelajar mandiri di Parabek, serta ketertarikannya pada pidato adat, menjadi fondasi intelektual yang ditonjolkan dalam film ini.

Misi Besar dari Tanah Suci hingga Romansa

Fokus cerita juga mengarah pada perjalanan Hamka ke Mekkah. Bukan sekadar ibadah, momen ini menjadi titik balik di mana Hamka mempelajari sistem organisasi, manasik haji, hingga mendapatkan misi besar untuk membangun Islam di Indonesia.

Baca Juga  Semarak Soekarno Run di Nganjuk, Diikuti Mantan Atlet Timnas dan Selebritas

Di sisi lain, film ini juga menghadirkan sisi humanis Buya Hamka lewat kisah cintanya dengan sang istri, Siti Raham. Romansa ini ditampilkan secara rinci untuk memperlihatkan dukungan keluarga di balik keteguhan hati seorang tokoh besar.

“Film ini akan menampilkan banyak cerita kehidupan Buya Hamka, termasuk kiprah politiknya di Partai Masyumi, ujian saat dipenjara pada 27 Januari 1964, hingga amanah sebagai Ketua MUI pertama,” bunyi keterangan sinopsis film tersebut. Karya-karya legendarisnya seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk dan Tafsir Al-Azhar juga mendapat porsi pembahasan, menegaskan posisinya sebagai sastrawan dan ulama.

Apresiasi Menteri dan Keluarga

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, menilai film yang dibintangi Vino G. Bastian ini sarat akan nilai sejarah. Ia menyoroti betapa beratnya perjuangan haji masa lalu yang digambarkan “seperti bertaruh nyawa”, sebuah kontras nyata dengan kenyamanan ibadah haji saat ini.

“Film ini sangat inspiratif, memuat pelajaran sejarah, ekspresi budaya, serta kegigihan Buya Hamka sebagai penulis dan pembelajar,” ujar Fadli Zon dikutip dari tvMU.

Senada dengan itu, Cucu Buya Hamka, Abdul Hadi Hamka, menyebut volume ketiga ini sebagai bagian yang paling menarik (“nendang”). Menurutnya, film ini penting bagi Generasi Z karena menampilkan wajah Islam yang luwes, komunikatif, dan inklusif, sebagaimana terlihat dari interaksi Buya Hamka dengan berbagai kalangan, mulai dari masyarakat Arab hingga penerbit Tionghoa.

Baca Juga  Komnas Perempuan Kritik Fadli Zon Soal Kekerasan Seksual 1998: Menyakiti Penyintas!

Dengan cakupan cerita yang luas—mulai dari pembentukan karakter, romantisme, hingga pergolakan politik dan intelektual—Film Buya Hamka Volume 3 diharapkan menjadi referensi visual yang kuat untuk mengenal lebih dekat sosok Buya Hamka.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *