26.5 C
Malang
Senin, April 7, 2025
KilasTekan Angka Kematian Ibu, Khofifah Ajak Manfaatkan Dua Aplikasi Milik Dinkes Jatim

Tekan Angka Kematian Ibu, Khofifah Ajak Manfaatkan Dua Aplikasi Milik Dinkes Jatim

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama ibu-ibu saat cek kesehatan gratis pada November 2024 lalu. (Foto: (IST)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama ibu-ibu saat cek kesehatan gratis pada November 2024 lalu. (Foto: (IST)

MAKLUMAT — Memperingati Hari Kesehatan Sedunia hari ini, Senin (7/4/2025), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat, khususnya ibu hamil, untuk memanfaatkan dua aplikasi digital inovatif milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim.

Kedua platform yang dimaksud adalah elektronik Deteksi Risiko Tinggi Ibu Hamil (e-Detik) dan Bunda Anak Impian (BUAIAN). Ia menyebut, kedua aplikasi itu dirancang sebagai upaya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI) di Jawa Timur, melalui deteksi dini dan pemantauan intensif terhadap kehamilan.

“Dengan aplikasi e-Detik dan BUAIAN, ibu hamil dapat melakukan deteksi dini risiko kehamilan secara mandiri. Ini penting, karena menurut data WHO, hampir 300 ribu ibu meninggal dunia setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan,” ujar Khofifah dilansir dari Antara, Senin (7/4/2025).

e-Detik: Deteksi Mandiri, Pantauan Terstruktur

Aplikasi e-Detik, kata Khofifah, memungkinkan ibu hamil untuk memantau kehamilan secara mandiri. Data yang diisi akan dipantau oleh tenaga pendamping, baik kader maupun tenaga kesehatan. Sampai saat ini, aplikasi tersebut telah digunakan oleh 1.026 ibu hamil.

“Sampai saat ini, tercatat sebanyak 1.026 ibu hamil telah memanfaatkan aplikasi e-Detik, dengan 20 persen di antaranya terdeteksi berisiko tinggi. Keluhan terbanyak adalah batuk, nyeri dada, dan kecemasan,” ungkapnya.

BUAIAN: Deteksi Awal Sejak Rencana Kehamilan

Sementara itu, Khofifah menyebut bahwa aplikasi BUAIAN ditujukan untuk ibu hamil dan pasangan usia subur yang merencanakan kehamilan. Aplikasi tersebut dikatakan dapat membantu mendeteksi risiko tinggi sejak awal. Saat ini, jumlah pengguna BUAIAN telah mencapai 6.713 orang.

“Pengguna aplikasi BUAIAN telah mencapai 6.713 orang, dengan 26,5 persen diantaranya terdeteksi berisiko tinggi. Faktor risiko tertinggi adalah berat badan yang kurang ideal,” jelas Khofifah.

Tren AKI Menurun, Tapi Jangan Lengah

Lebih lanjut, Khofifah menyampaikan bahwa angka kematian ibu di Jawa Timur terus menunjukkan penurunan. Diketahui, pada tahun 2024 tercatat sebesar 82,56 per 100.000 kelahiran hidup (LH), lebih rendah dari tahun sebelumnya (2023) yang mencapai 93,73 per 100.000 LH.

Kendati demikian, Gubernur Jatim dua periode itu mengingatkan agar semua pihak tidak sampai lengah terhadap kondisi tersebut.

“Meski terjadi penurunan, kita tidak boleh lengah. Pemprov Jatim terus melakukan berbagai upaya strategis, termasuk melalui inovasi aplikasi e-Detik dan BUAIAN,” tuturnya.

Didukung Layanan BPJS dan Fasilitas Rujukan

Pemprov Jatim juga menyediakan layanan pemeriksaan kehamilan minimal enam kali, termasuk dua kali USG oleh dokter, yang seluruhnya ditanggung BPJS Kesehatan. Untuk kehamilan berisiko tinggi, disiapkan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (FKRTL), termasuk layanan kunjungan pascamelahirkan.

“Inovasi ini diharapkan mampu mendeteksi secara dini dan memberi penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi kehamilan,” kelakarnya.

Menurut, Khofifah dukungan terhadap ibu hamil sangat penting dilakukan secara menyeluruh, baik secara fisik maupun emosional. “Al-ummu madrasatul ula. Ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak. Maka, kesehatan ibu adalah kunci dalam membangun keluarga yang kuat,” jelasnya.

Khofifah lantas mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut mendukung program Jatim Sehat, yang merupakan bagian dari prioritas Nawa Bhakti Satya yang diusungnya sebagai Gubernur Jawa Timur periode 2025-2030.

“Semoga ikhtiar ini menjadi bagian dari terwujudnya Jatim Sehat sebagai salah satu prioritas Nawa Bhakti Satya. Mari kita doakan agar semua ibu di dunia dapat menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat,” pungkas mantan Menteri Sosial (Mensos) RI itu.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer