MAKLUMAT – Perayaan HUT ke-88 RI berlangsung semarak. Bendera merah putih berkibar di setiap sudut kampung, anak-anak riang mengikuti lomba, hingga doa bersama digelar di berbagai daerah. Namun, momentum kemerdekaan kali ini seharusnya tidak hanya dimaknai secara seremonial.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr. Muhammad Sholihin Fanani MPSDM, mengingatkan pesan penting pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. Menurutnya, ada lima ciri kemerdekaan sejati yang diwariskan sang tokoh pembaharu.

“Yang pertama, bebas dari kebodohan. Karena itu KH Ahmad Dahlan mendirikan sekolah. Orang bodoh martabatnya mudah diinjak-injak. Kebodohan adalah masalah serius bangsa, dan hingga kini kita belum benar-benar terbebas darinya,” tutur Sholihin yang akrab disapa Abah Shol, Sabtu (16/8/2025).
Ciri kedua, bangsa merdeka harus bebas dari kemiskinan. Menurut Abah Shol, kemiskinan bisa menjadi sumber kekufuran. “Indonesia negara kaya, tetapi mengapa rakyatnya belum sejahtera? Itu artinya kita masih bodoh dalam mengelola sumber daya alam,” tegasnya.
Makna ketiga, kemerdekaan berarti menjalankan syariat Islam secara utuh. Bagi KH Ahmad Dahlan, manusia sejati merdeka adalah yang tidak bergantung pada benda atau makhluk. “Kalau masih bergantung, baik secara tauhid maupun agama, artinya belum merdeka,” jelasnya.
Ciri keempat adalah melahirkan sumber daya manusia yang sehat lahir dan batin. Karena itulah KH Ahmad Dahlan mendirikan rumah sakit. “Jika masyarakat sehat jasmani dan rohani, barulah bisa disebut merdeka,” imbuh Abah Shol.
Terakhir, bangsa yang merdeka adalah bangsa yang berdaulat penuh dan bebas dari intervensi asing. “Selama ini kita belum sepenuhnya lepas dari cengkeraman luar. Padahal merdeka itu berarti berdaulat, tidak bergantung pada bangsa lain,” pungkasnya.***