MAKLUMAT – Prestasi kembali ditorehkan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Tiga mahasiswa Program Studi Kehutanan berhasil menembus program magang di Jepang.
Kesempatan ini mereka dapat melalui skema International Internship yang difasilitasi Center of Excellence (CoE) Forest Industry. Selanjutnya ketiga mahasiswa UMM segera menjalani magang profesional di perusahaan pengelolaan hutan Kyushu Bark, Jepang.
Ketiganya adalah Adib Minanur Rohman, Ahmad Hafidh Ramadhan, dan Muhammad Hafidz Alfanani, mahasiswa angkatan 2022. Adib dkk, dinyatakan lolos setelah melalui serangkaian seleksi ketat.
Program ini merupakan hasil kerja sama CoE Forest Industry UMM dengan Nosuta Jepang. Perusahaan ini kerap memberi akses bagi mahasiswa kehutanan Indonesia untuk belajar langsung industri hutan Negeri Sakura.
Jalan Berliku Menuju Jepang
Adib, salah satu peserta, menceritakan proses panjang hingga akhirnya meraih tiket ke Jepang. Ia mengikuti seleksi batch kedua dengan tahapan cukup menantang, mulai dari penilaian fisik hingga wawancara langsung atau mensetsu bersama perusahaan Jepang.
“Kami diwawancarai menggunakan bahasa Jepang, tapi mendapat pendampingan dari penerjemah berbahasa Inggris. Untuk batch dua juga ada kewajiban tes fisik,” ujarnya, Selasa (10/12/2025) lalu.
Selama berada di Kyushu Bark, para peserta langsung terjun ke lapangan untuk memahami industri kehutanan Jepang. Mereka akan mempelajari teknik pemanenan menggunakan alat senso, grass cutting sebelum proses panen, hingga mengenal sistem manajemen hutan di Jepang.
“Magang di Jepang ini memberi kami pengalaman langsung di lapangan, bukan hanya teori,” imbuh Adib.
Butuh Kesehatan Fisik dan Stamina
Sebelum berangkat, seluruh peserta CoE telah mengikuti berbagai pembekalan. Mereka mendapat bekal materi teknis kehutanan yang tidak diajarkan di kelas reguler, pelatihan penggunaan alat senso, hingga kursus bahasa Jepang dan budaya kerja.
Tak hanya itu, CoE Forest Industry juga menargetkan para peserta untuk meraih sertifikasi Specified Skilled Worker (SSW). Ini adalah sertifikasi kompetensi khusus bidang kehutanan yang membuka peluang kerja lebih luas di Jepang.
“Kalau sudah punya sertifikat SSW, peluang bekerja di Jepang jadi jauh lebih besar,” kata Adib.
Jadwal keberangkatan magang di Jepang pada pertengahan Februari 2026 dan berlangsung selama enam bulan, hingga Agustus 2026. Saat ini para peserta tengah menyiapkan berbagai dokumen penting seperti visa, paspor, serta mengikuti tes JFT sebagai syarat keberangkatan.