23.5 C
Malang
Jumat, November 22, 2024
KilasTim Mahasiswa UMM Temukan Pengawet Alami untuk Perpanjang Umur Simpan Fillet Ikan

Tim Mahasiswa UMM Temukan Pengawet Alami untuk Perpanjang Umur Simpan Fillet Ikan

Mahasiswa UMM temukan pengawet alami
Tim Mahasiswa UMM temukan pengawet alami untuk fillet ikan. Foto:Humas UMM

MAKLUMAT – Tim mahasiswa teknologi pangan UMM berhasil mengembangkan bahan pengawet alami sebagai alternatif pengganti pengawet sintetis. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pengawet yang lebih aman dan ramah lingkungan, terutama untuk produk fillet ikan.

Ibnu Hafid, ketua tim peneliti, mengungkapkan bahwa mereka mengembangkan riset ini untuk bersaing dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang akan berlangsung pada 14-19 Oktober 2024 di Surabaya.

Hafid memfokuskan penelitian pada kombinasi antara edible coating dan bacteriocin karena kombinasi tersebut berpotensi lebih efektif dibandingkan pengawet lainnya.

“Kami ingin menguji efektivitas kombinasi senyawa edible coating dan bacteriocin, yang diambil dari bakteri usus udang litopenaeus vannamei. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa penggabungan kedua senyawa ini lebih efektif dibandingkan jika diaplikasikan secara terpisah,” ujar Hafid, mahasiswa Teknologi Pangan UMM,Senin (23/09/2024).

Menurut Hafid, penggunaan pengawet sintetis yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping bagi kesehatan.Oleh karena itu, tim peneliti berharap pengembangan pengawet alami ini bisa menjadi solusi yang lebih aman, terutama dengan penggunaan dosis rendah yang tetap efektif mengawetkan makanan, khususnya fillet ikan.

Perpanjang Umur Simpan Fillet Ikan

Tim yang menemukan bahan pengawet alami. Foto:UMM
Tim yang menemukan bahan pengawet alami. Foto:UMM

Hafid menjelaskan, umumnya ikan hanya dapat bertahan selama 18 jam di suhu ruang. Namun, timnya berhasil memperpanjang umur simpan fillet ikan hingga dua hari pada suhu ruang dengan menggunakan pengawet alami yang mereka kembangkan.

“Cara pengaplikasiannya cukup sederhana. Fillet ikan cukup dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung edible coating, kemudian ditiriskan dan dibiarkan hingga kering,” ujarnya.

Hafid menyatakan banyak kendala dalam penelitian ini. Namun dukungan dari pihak kampus UMM sangat membantu kelancaran riset. Fasilitas penelitian, motivasi, pelatihan, bimbingan, serta pendanaan yang disediakan oleh UMM menjadi faktor penting keberhasilan riset ini.

Konsumen Diharapkan Lebih Sadar

Hafid juga mengimbau agar konsumen lebih berhati-hati dalam memilih makanan, mengingat masih ada produsen yang tidak mematuhi regulasi terkait penggunaan bahan pengawet makanan.

“Kami berharap konsumen semakin peduli terhadap keamanan pangan, terutama terkait penggunaan bahan tambahan pangan yang tidak sesuai aturan,” kata Hafid.

Penelitian ini tidak dilakukan Hafid sendirian. Ia dibantu oleh Abida Zahrotul Hartinia dan Byarna Ayu Apriliani, mahasiswa Akuakultur, serta Dyas Nurhidayah Putri dan Dinda Putri Ayuningtyas dari Program Studi Teknologi Pangan UMM. Mereka berharap penelitian ini bisa memberikan kontribusi nyata terhadap keamanan pangan di Indonesia.

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer