MAKLUMAT— Langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Tim Transformasi Kamtibmas Reformasi Polri menuai sorotan. Pasalnya, Presiden Prabowo Subianto sudah lebih dulu membentuk Tim Penasihat Kamtibmas dan Reformasi Polri yang dipimpin Jenderal (Purn) Ahmad Dofiri.
Koordinator Siaga 98, Hasanuddin menilai langkah Kapolri ini tumpang tindih dan menimbulkan kebingungan publik. “Belum sempat bekerja tim resmi bentukan presiden, Kapolri sudah bikin tim sendiri. Ini langkah yang tidak lazim,” ujarnya, Rabu (24/9).
Ia juga menyoroti komposisi tim internal Polri yang tidak melibatkan Kabareskrim dan Kabarhakam. Padahal, kedua posisi itu sangat strategis dalam agenda reformasi, yakni penegakan hukum dan keamanan-ketertiban.
Kritik lain dilontarkan dari sisi masa jabatan anggota tim internal. Ketua tim, Komjen Chryshnanda Dwilaksana, akan pensiun akhir 2025. Begitu juga Kabaintelkam Komjen A Wiyagus yang segera pensiun Oktober ini. “Ini memunculkan spekulasi, apakah tim internal ini hanya simbolis atau benar-benar serius,” kata Hasanuddin.
Ia menegaskan sesuai undang-undang, Kapolri seharusnya mengikuti arahan presiden. “Kalau Kapolri bikin langkah sendiri, publik bisa menilai Polri keluar dari garis komando,” tandasnya.
Hasanuddin mendesak DPR dan Kompolnas mengawasi jalannya reformasi agar tidak melenceng dari tujuan awal, yakni memperbaiki kultur, struktur, dan fungsi Polri.
Hal senada disampaikan Peneliti Public Virtue Research Institute (PVRI), Muhammad Naziful Haq menilai langkah Kapolri problematis. “Kalau semua isinya polisi, obyektivitas susah kita dapatkan. Ini seperti jeruk makan jeruk,” ujarnya.
Ia menyarankan tim reformasi melibatkan akademisi, perwakilan masyarakat sipil, maupun tokoh berintegritas. Kehadiran figur eksternal diyakini bisa membawa penyegaran struktural maupun kultural di tubuh Polri.
Sementara itu, Istana menanggapi langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang membentuk Tim Transformasi Reformasi Polri. Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyebut pembentukan tim internal Polri itu patut diapresiasi.
“Semangatnya sama, ini bagian dari tanggung jawab internal kepolisian. Jadi perlu kita apresiasi,” kata Prasetyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Namun, Prasetyo menegaskan pemerintah juga menyiapkan Tim Reformasi Polri versi Presiden. Hanya saja, pengumumannya menunggu kepulangan Presiden Prabowo Subianto dari kunjungan kerja luar negeri. Saat ini, Prabowo tengah menghadiri Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat.
“Kalau dari Istana, tunggu sekembalinya Bapak Presiden. Baru akan diumumkan terkait Komisi Reformasi Kepolisian,” jelasnya.
Sebelumnya, Polri menegaskan pembentukan tim internal merupakan tindak lanjut arahan Kapolri. “Kapolri telah memerintahkan staf dan jajaran sebagai langkah responsibilitas dan akuntabilitas,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko.
Menurut Trunoyudo, Tim Transformasi Reformasi Polri akan bekerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lain. Tujuannya, memenuhi harapan publik terhadap perbaikan di tubuh kepolisian.
Kini dua tim reformasi berjalan bersamaan, satu versi Kapolri, satu versi Presiden. Publik menunggu, tim mana yang benar-benar dominan dalam mewujudkan agenda besar reformasi kepolisian,
Comments