Tragedi Balita Raya Meninggal Cacingan, Pemerintah Pusat Turun Gunung

Tragedi Balita Raya Meninggal Cacingan, Pemerintah Pusat Turun Gunung

MAKLUMATMenteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan kematian balita Raya (3) di Sukabumi sebagai alarm nasional. Ia menyebut tragedi itu harus memicu gerakan bersama lintas sektor untuk melindungi anak-anak Indonesia.

“Keselamatan anak nomor satu. Kehilangan satu nyawa anak adalah kehilangan yang tak ternilai. Kasus ini tidak boleh terulang,” tegas Pratikno saat memimpin Rapat Tingkat Menteri di Jakarta, Jumat (22/8/2025).

Sehari sebelumnya, Pratikno memimpin rapat bersama Pemprov Jabar. Ia kemudian mengumpulkan sejumlah kementerian dan lembaga, mulai Kemendagri, Kemenkes, Kemensos, hingga BPJS Kesehatan.

Pratikno meminta pemerintah bergerak cepat sekaligus membangun sistem pencegahan dini. Menurutnya, penanganan kesehatan anak tidak cukup hanya medis. Pemerintah juga harus memperbaiki sanitasi, gizi, literasi keluarga, hunian layak, hingga perlindungan sosial.

“Jawaban pemerintah jelas: perbaikan SOP layanan, penguatan Posyandu dan Puskesmas, pendataan, serta jaminan kesehatan anak miskin lewat BPJS PBI,” ungkapnya.

Sebagai tindak lanjut, Staf Khusus Menko PMK Bidang Mobilisasi Sumberdaya Bencana, Mayjen TNI (Purn) Mochammad Luthfie Beta, langsung turun ke lokasi. Jumat malam (22/8/2025), ia mendatangi rumah keluarga Raya di Desa Cinaga, Kecamatan Kabandungan, Sukabumi.

Ia menemukan rumah keluarga korban berdiri di lahan rawan longsor, minim sirkulasi udara, berdampingan dengan kandang ternak, dan memiliki sanitasi buruk. “Kami datang atas arahan Menko PMK. Kami identifikasi kondisi nyata yang dialami balita Raya,” kata Luthfie.

Baca Juga  Menko PMK: Pendidikan Harus Jadi Lokomotif untuk Wujudkan SDM Unggul

Hunian Permanen

Ia memastikan pemerintah akan membongkar rumah keluarga korban dan membangunkan hunian permanen yang lebih layak. Namun karena lokasi berada di area rawan longsor, pemerintah akan meninjau ulang sebelum pembangunan dilakukan.

Rencana awal mencakup rumah sehat sederhana ukuran 7 x 5 meter, lengkap dengan talud penahan tanah dan akses jalan yang lebih baik. Proses pembangunan melibatkan masyarakat sekitar, aparat desa, dan TNI/Polri secara swakelola.

Selain perbaikan rumah, perhatian juga diberikan pada kondisi keluarga korban. Ayah dan ibu Raya masih dirawat di RS Bandung, sedangkan kakaknya berusia 7 tahun mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan dukungan gizi serta pendidikan.

Dalam kunjungan itu, Kemenko PMK bersama Pemprov Jabar, TNI/Polri, dan kementerian terkait menyerahkan 25 paket sembako serta perlengkapan sekolah. Luthfie menegaskan, pemerintah pusat hadir bukan hanya untuk menyampaikan duka, tetapi juga memastikan solusi nyata dengan membangun lingkungan yang sehat dan aman bagi tumbuh kembang anak.***

*) Penulis: M Habib Muzaki

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *