MAKLUMAT — Kebakaran hebat melumat Ruko Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025) siang. Ledakan baterai drone di lantai dasar berubah menjadi tragedi besar yang menewaskan 22 orang. Para korban terjebak di lantai dua hingga enam setelah asap pekat menyelimuti bangunan yang hanya memiliki satu pintu keluar.
Api muncul sekitar 12.30 WIB dari ruang pengisian baterai drone. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) menerima laporan 12.43 WIB dan tiba tujuh menit kemudian. Namun asap lebih cepat menjalar ke lantai atas dibanding laju pemadaman.
Petugas berhasil memadamkan api sekitar 13.40 WIB, tetapi pencarian korban berlangsung hingga sore hari. “Asap naik sangat cepat. Banyak pekerja sedang istirahat di lantai atas,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dikutip dari Jakartamu.
Korban terakhir ditemukan di dalam lift—ruang kedap yang berubah menjadi perangkap saat listrik padam. Suasana di depan ruko sempat hening sejenak sebelum keluarga histeris saat identitas korban diumumkan.
Bangunan Tanpa Jalur Evakuasi
Informasinya, gedung tujuh lantai itu tidak memiliki jalur evakuasi alternatif, hanya pintu rolling door di lantai dasar. Tidak ada ventilasi kiri–kanan karena berdempetan dengan bangunan lain. Kaca jendela pun tidak memiliki bukaan.
Petugas terpaksa memecahkan kaca satu per satu untuk membuang asap dan menyelamatkan pekerja yang berada di balkon sambil berteriak minta tolong. Sebagian warga berteriak agar mereka tidak melompat mengingat ketinggian gedung.
“Kami mengerahkan 30 unit pemadam dan satu bronto skylift. Banyak korban meninggal akibat kehabisan oksigen,” kata Kepala Dinas Gulkarmat DKI, Bayu Meghantara seperti dilansir laman Berita Jakarta.
Sebanyak 19 karyawan di rooftop berhasil dievakuasi lewat tangga darurat, sementara 22 lainnya ditemukan meninggal. Mayoritas korban berusia 24–35 tahun.
Di tengah proses penyelamatan, sempat terjadi ketegangan. Pemilik ruko di samping lokasi memarahi petugas yang membobol tembok bangunannya untuk akses evakuasi. Warga yang menyaksikan hampir mengamuk karena menganggap tindakan itu menghambat penyelamatan nyawa.
Selain itu, petugas menemukan kendaraan yang memblokir jalur pemadaman. Warga kembali diimbau untuk tidak berhenti atau memarkir mobil sembarangan di lokasi kebakaran.
Penyelidikan: Kelalaian atau Pelanggaran Izin?
Polisi telah memeriksa pemilik usaha, pemilik gedung, dan sejumlah saksi. Penyidikan fokus pada dugaan kelalaian pengelolaan baterai drone, fungsi bangunan yang tidak sesuai izin, dan ketiadaan fasilitas keselamatan standar.
“Olah TKP belum dimulai karena petugas damkar masih merapikan peralatan. Setelah itu, Labfor akan menentukan titik awal dan penyebab pasti kebakaran,” kata Susatyo.
Seluruh korban dibawa ke RS Polri Kramat Jati. Menurut Puslabfor, semua jenazah dalam kondisi utuh sehingga identifikasi tidak memerlukan pemeriksaan DNA.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan seluruh biaya perawatan korban luka dan pemakaman korban meninggal ditanggung pemerintah daerah. “Pemerintah DKI bertanggung jawab penuh. Ruko ini enam lantai, tetapi tidak dipersiapkan untuk evakuasi,” ujar Pramono dikutip dari Antara.
Peristiwa ini kembali menegaskan lemahnya standar keselamatan bangunan di ibu kota. Sebuah ledakan kecil dari baterai drone berubah menjadi salah satu tragedi kebakaran paling mematikan di Jakarta dalam beberapa tahun terakhir.***