Trump Umumkan Israel-Iran Gencatan Senjata

Trump Umumkan Israel-Iran Gencatan Senjata

MAKLUMAT — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan gencatan senjata antara Iran dan Israel pada Senin (23/5/2025) malam, hanya beberapa jam setelah rudal Teheran menghantam pangkalan militer AS di Qatar. Serangan itu menjadi balasan atas serbuan Amerika Serikat terhadap situs nuklir Iran akhir pekan lalu.

Trump menyatakan bahwa kedua pihak sepakat menghentikan permusuhan secara bertahap. Iran akan memulai penghentian serangan terlebih dahulu. Israel akan mengamati selama 12 jam sebelum memutuskan langkah berikutnya. Jika Teheran mematuhi, Tel Aviv akan menghentikan serangannya, menandai akhir dari apa yang disebut Trump sebagai “Perang 12 Hari”.

“Ini adalah perang yang bisa berlangsung bertahun-tahun dan menghancurkan seluruh Timur Tengah. Tetapi tidak terjadi, dan tidak akan pernah terjadi!” tulis Trump dalam unggahan di Truth Social seperti dilansir Arab News, Selasa (24/6/2025). Ia menutup pernyataan itu dengan kalimat, “Tuhan memberkati Israel, Tuhan memberkati Iran, Tuhan memberkati Timur Tengah, Tuhan memberkati Amerika Serikat, dan TUHAN MEMBERKATI DUNIA!”

Kesepakatan tersebut memberi waktu enam jam bagi kedua belah pihak untuk menyelesaikan operasi yang tengah berjalan. Iran diminta menghentikan seluruh serangan sebelum pukul 4 pagi waktu Teheran, Selasa (00.30 GMT).

Pukul 4:16 pagi waktu Teheran, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memublikasikan pernyataan resmi pertama dari pihak Iran terkait klaim Trump. Ia menyatakan tidak ada kesepakatan gencatan senjata yang disetujui secara formal.

Baca Juga  DEEP Indonesia soal Putusan DKPP Pecat Ketua KPU: Jadikan Pelajaran dan Evaluasi

“Sampai saat ini, TIDAK ADA ‘kesepakatan’ tentang gencatan senjata atau penghentian operasi militer,” tulis Araghchi dalam unggahan di platform sosial X. “Namun, asalkan rezim Israel menghentikan agresi ilegalnya terhadap rakyat Iran paling lambat pukul 4 pagi waktu Teheran, kami tidak berniat untuk melanjutkan tanggapan kami setelahnya.”

Ia melanjutkan: “Keputusan akhir tentang penghentian operasi militer kami akan dibuat kemudian.”

Dalam unggahan terpisah, Araghchi menegaskan bahwa operasi militer Iran terus berlanjut hingga menit terakhir. “Operasi militer Angkatan Bersenjata kami yang kuat untuk menghukum Israel atas agresinya berlanjut hingga menit terakhir, pukul 4 pagi,” tulis Araghchi dikutip dari Time Israel.

Ia pun menyampaikan penghargaan kepada militer Iran. “Bersama seluruh rakyat Iran, saya mengucapkan terima kasih kepada Angkatan Bersenjata kita yang gagah berani yang tetap siap membela negara kita tercinta hingga titik darah penghabisan, dan yang menanggapi setiap serangan musuh hingga menit-menit terakhir,” katanya.

Namun, media lokal Iran melaporkan sejumlah ledakan keras di Karaj dan Rajai Shahr hanya beberapa menit setelah pengumuman Trump. Sumber di Teheran menyebut kota itu masih digempur hebat.

Seorang pejabat senior Iran membenarkan kepada Reuters bahwa Teheran menerima gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar dan diusulkan AS. Meski pernyataan resminya masih bersyarat, komunikasi informal antara pihak-pihak terkait terus berlangsung di balik layar.

Baca Juga  Bursa Pilwali Surabaya 2024, Siapa Berpeluang Maju? 

Sementara itu, korban terus bertambah. Menurut kelompok Aktivis Hak Asasi Manusia yang berbasis di Washington, sedikitnya 950 warga Iran tewas akibat serangan Israel. Dari jumlah itu, 380 korban adalah warga sipil dan 253 lainnya anggota pasukan keamanan.

Laporan itu juga mencatat 3.450 orang terluka di berbagai wilayah Iran. Kelompok ini dikenal luas karena menyampaikan data korban tepercaya selama protes 2022 atas kematian Mahsa Amini.

Iran belum merilis data korban secara berkala. Pada Sabtu lalu, Kementerian Kesehatan Iran mengklaim bahwa 400 orang tewas dan 3.056 lainnya terluka akibat serangan Israel. Pemerintah Iran kerap mengecilkan jumlah korban dalam pernyataan publiknya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanda-tanda resmi dari Israel apakah negara itu akan ikut menghentikan serangan sesuai skema gencatan bertahap tersebut. Namun, dunia kini menanti: apakah pukul 4 pagi menjadi penutup perang, atau hanya jeda dari babak yang lebih panjang?

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *