Ulama Muhammadiyah Bersahaja, Berakhlak Megah

Ulama Muhammadiyah Bersahaja, Berakhlak Megah

MAKLUMAT — Kalender Hijrah Global Tunggal (KHGT) adalah persembahan mewah Ulama-ulama Muhammadiyah di paruh pertama abad 21 buat umat Islam sedunia.

^^^*
Bukankah yang pertama kali bikin rumah sakit dikalangan pribumi santri adalah ulama ulama Muhammadiyah. Yang pertama kali bikin sekolah dengan sistem klasikal, bikin panti asuhan, baitul amal, pemodernan perguruan tinggi islam juga ulama Muhammadiyah?

Proklamator dan Presiden pertama RI adalah kader Muhammadiyah. Bapak ABRI adalah kader Muhammadiyah. Dan banyak lainnya yang bisa disebut.

Sambil berkelakar Gus Dur berkata kemenangan dialektik Muhammadiyah adalah: yang awalnya dibantah, disesatkan, ditasyabuhkan kemudian dibenarkan dan ditiru rame-rame.

Terkaya nomor empat di dunia tetap bersahaja- para ulama Muhammadiyah tetap sederhana tak ada terbersit pikiran untuk kuasai aset. Semua kekayaan adalah hasil dari urunan kerja keras tak ada yang dimiliki pimpinan. Semua aset adalah milik Muhammadiyah tak ada yang dimiliki pribadi meski hanya sejengkal.

Di Muhammadiyah sejak awal berdiri hingga saat ini tak pernah ada Muktamar luar biasa. Ulama kami tak pernah bertengkar, apalagi berebut jabatan. Tak ada yang mencalonkan menjadi pemimpin, tapi tidak menolak jika diberi amanah – begitu nasihat Pak AR Fakhrudin.

Pak AR Fakhruddin Ketua PP Muhammadiyah memilih jualan bensin eceran untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Para ulama Muhammadiyah mewakafkan pikiran tenaga dan hartanya untuk membesarkan Muhammadiyah, tak ada waktu membangun bisnis keluarga.

Baca Juga  Tali Pengikat Hidup Manusia

Hidup-hidupilah Muhammadiyah jangan mencari hidup di Muhammadiyah adalah etos yang diajarkan Kiai Dahlan kepada santrinya.

Pak Malik Fadjar Pak Djazman Al Kindy dua peletak dasar perguruan tinggi modern di kalangan pribumi santri adalah teladan baik. Membangun universitas dari nol setelah besar, berharga puluhan triliun diserahkan kepada Muhammadiyah.

Kiai Roemani ulama Nahdliyin menghibahkan lima hektare tanah berikut bangunan untuk rumah sakit Muhammadiyah. Kiai Rumani Semarang, pengusaha property H Bishri Gresik serahkan 50 hektare tanah untuk Muhammadiyah adalah bukti betapa terpercayanya Muhammadiyah.

Gus Dur pernah berkata : di Muhammadiyah itu organisasinya lemu, tapi pengurusnya kurus-kurus — sambil terkekeh. Mirip Etika Protestan, Kiai Dahlan bernasihat: bekerja sekeras- kerasnya. Dapatkan uang sebanyak- banyaknya. Pergunakan untuk keluargamu secukupnya. Sisanya buat perjuangan Islam.

Kaki Pak Haidar Nashir masih menginjak bumi bukan di langit tujuh, tetap sahaja dan sederhana sesekali masbuq dan telat shalat bukan aib. Ulama Muhammadiyah tak ada yang pamer karomah bisa terbang atau jalan di atas air. Tetap ta’dzim mendengar tausiyah dai kampung.

Ada ratusan bahkan ribuan ulama ahli tafsir ahli hadits fuqaha kalam tasawuf dan para pejuang para mujahid yang iklas – namanya jarang disebut bahkan dilupakan. Ulama Muhammadiyah memilih duduk dibelakang tidak menonjolkan diri tapi mengedapankan fatwa. Fatwa Majelis Tarjih sangat populer dan dikenal tapi kita tak pernah tahu siapa saja ulama ulama tarjihnya.

Baca Juga  Fenomena Rojali: Cara Bertahan Kelas Menengah dan Menengah Bawah

Ulama Muhammadiyah rela jalan kaki dari ranting ke ranting, cabang ke cabang, menjenguk jamaah— menggerakkan, urunan bersama jamaah membangun mushala masjid sekolah dan amal usaha lainnya, tak ada publikasi atau subscribe.

Terpenting ulama-ulama Muhammadiyah tak ada yang berani poligami, ini juga kesahajaan yang lain.

Saya pernah makmum pada Kiai Abdullah Hasyim salah satu ulama pendiri Universitas Muhammadiyah Malang sarung lapuknya robek saat hendak bersujud —-***

 

*) Penulis: Nurbani Yusuf
Komunitas Padhang Makhsyar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *