MAKLUMAT — Universitas Muhammadiyah Gresik (UM Gresik) kembali mencuri perhatian nasional. Dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Bantuan Pembentukan dan Penguatan Unit Layanan Disabilitas (ULD) 2025, tim pemonev nasional memberikan apresiasi atas sederet inovasi dan terobosan yang dikembangkan kampus ini.
Dua pemonev nasional hadir langsung menilai capaian ULD UMG adalah Prof Dr Endang Rochyadi, M.Pd. dan Briant Sudwi Julyan, S.ST, CRMP. Keduanya menilai UM Gresik bergerak progresif dalam memperkuat sistem layanan disabilitas dan memastikan akses pendidikan yang setara bagi seluruh mahasiswa.
Wakil Rektor III, Harunur Rosyid, ST, M.Kom, PhD menegaskan komitmen kampus menghadirkan lingkungan belajar yang inklusif dan adil. “UM Gresik memastikan setiap mahasiswa mendapatkan hak belajar yang setara, tanpa hambatan,” ujarnya, Jumat (5/12).
Dukungan institusional makin kuat dengan hadirnya jajaran pimpinan pengembangan mahasiswa, yakni Afakhrul Masub Bakhtiar, Rini Puji Astutik, R. Achmad Djazuli dan Nurul Azizah. Mereka menunjukkan kesiapan kampus dalam memperluas akses dan memperkuat program pendampingan.
Tiga mahasiswa, yakni Adi Setyawan, Syaiful Ashari, dan Qoshdus Sabil ikut terlibat dalam sesi evaluasi. Mereka menyampaikan langsung perspektif mahasiswa disabilitas terkait kebutuhan, pengalaman lapangan, hingga efektivitas inovasi yang sedang berjalan.
Dalam sesi diskusi, tim pemonev menyoroti berbagai inovasi yang dianggap berdampak nyata: mulai dari aksesibilitas berbasis teknologi, pelatihan pendamping disabilitas, hingga penguatan kebijakan internal yang memastikan inklusivitas terukur dan berkelanjutan.
Kegiatan Monev ini menegaskan bahwa UM Gresik tidak hanya berkomitmen pada isu inklusivitas, tetapi juga mampu menghadirkan terobosan nyata. Dengan pengakuan dari tim pemonev nasional, UMG semakin mantap menempatkan diri sebagai kampus inklusif rujukan di tingkat nasional.