MAKLUMAT– Universitas Muhammadiyah Gresik (UM Gresik) mempertegas komitmennya dalam penguatan pendidikan guru di era digital melalui penyelenggaraan The 3rd UMGCINMATIC International Conference bertema “Strengthening Teacher Education in The Era of AI”. Konferensi internasional ini berlangsung pada pekan kemarin, 26 Oktober 2025, di Hall Sang Pencerah UM Gresik, dan diikuti ratusan peserta dari berbagai negara.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara UM Gresik dan Loei Provincial Education Office, Thailand, sebagai upaya memperkuat sinergi lintas negara di bidang pendidikan guru. Kolaborasi ini juga menandai peran aktif UM Gresik dalam memperluas jejaring akademik internasional.
Pembukaan acara diawali dengan Tari Damar Kurung, persembahan mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Tarian khas Gresik itu menjadi simbol harmoni antara budaya lokal dan semangat inovasi global.
Konferensi dipimpin oleh Dr. Umaimah, S.E., M.Ak., selaku Ketua Panitia dan Kepala Pusat Studi serta Inovasi UM Gresik. Ia menegaskan bahwa pendidikan harus mampu menjembatani kemajuan teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan.
“Kegiatan ini menjadi ruang bertemunya gagasan dan budaya. Kami ingin teknologi maju bersama nilai kemanusiaan. Melalui konferensi ini, Indonesia dan Thailand dapat terus berkolaborasi membangun masa depan pendidikan,” ujar Umaimah.
Rektor UM Gresik Prof. Dr. Khoirul Anwar, S.Pd., M.Pd membuka acara dan menyampaikan pentingnya peran guru dalam menghadapi perkembangan kecerdasan buatan.Menurutnya, teknologi bisa mempermudah pembelajaran, tetapi sentuhan manusiawi tetap menjadi inti dari pendidikan.
“AI tidak dapat menggantikan kehangatan dan nilai-nilai yang ditanamkan seorang guru. Guru adalah jantung pendidikan,” tutur Khoirul.
Konferensi ini menghadirkan empat narasumber dari Indonesia dan Thailand, yakni, M.Pd, Supervisor of Loei Provincial Education Office, Thailand Dr. Wanida Simpol, Director of Nonghinwittayakom School, Thailand Mr. Somkid Kesda dan Provincial Education Office, Thailand,Sergeant Dr. Mongkhon Sonnuan.
Para pembicara membahas strategi peningkatan kualitas guru di era AI, penerapan kurikulum adaptif, serta tantangan etika dalam pembelajaran digital. Mereka menekankan pentingnya teacher empowerment agar pendidik menjadi inovator dalam menciptakan perubahan.
Kegiatan ini juga dihadiri mahasiswa dan dosen UMG, serta mahasiswa internasional dari Comoros, Sudan, Yaman, Pakistan, dan Thailand. Suasana Hall Sang Pencerah terasa hidup dengan pertukaran ide lintas budaya yang memperkaya wawasan peserta.
Menurut Dosen UM Gresik Ulfatul Ma’rifah Ulfatul, konferensi ini menjadi momentum penting untuk membangun kesadaran global. “AI bukan ancaman, tapi peluang bagi pendidikan jika dimanfaatkan dengan bijak. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa pendidikan mampu menjadi jembatan kemajuan antarbangsa,” ujarnya.
Melalui konferensi ini, UM Gresik menegaskan diri sebagai kampus berwawasan internasional yang siap berinovasi dan berkolaborasi di tingkat global. UM Gresik berkomitmen melahirkan pendidik tangguh, adaptif, dan berkarakter di tengah transformasi digital.