UMM dan Jalan Panjang Mengentas Kemiskinan di NTT

UMM dan Jalan Panjang Mengentas Kemiskinan di NTT

MAKLUMAT – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menegaskan perannya sebagai kampus yang tak hanya berkutat pada ruang akademik. Kali ini Kampus Putih hadir di tengah masyarakat melalui Program Profesor Penggerak Pembangunan Masyarakat.

Program ini memperkuat ekonomi lokal sebagai strategi pengentasan kemiskinan ekstrem di daerah-daerah tertinggal. Salah satunya adalah Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur.

Di tempat ini, program berlangsung pada 30 September hingga 4 Oktober dan dijalankan dengan pendekatan holistik. Yakni menggabungkan penguatan kelembagaan, pengembangan kewirausahaan, dan peningkatan gizi masyarakat.

Ekonomi Lokal sebagai Fondasi Pembangunan

Koordinator program, Prof. Dr. Vina Salviana Darvina Soedarwo, M.Si., menjelaskan bahwa penguatan ekonomi lokal menjadi fondasi utama dalam mengatasi masalah sosial seperti kemiskinan dan stunting.

Tim yang ia pimpin fokus pada penguatan Koperasi Merah Putih, lembaga yang menampung produk industri rumah tangga masyarakat Soe. “Fokus kami adalah penguatan ekonomi lokal sebagai fondasi penanggulangan masalah sosial,” ujar Prof. Vina.

Melalui koperasi, warga tidak hanya dilatih untuk memproduksi, tetapi juga mampu mengelola dan memasarkan hasil usaha mereka secara mandiri.

Dari Pelatihan Gizi hingga Kewirausahaan

Program ini juga menyoroti keterkaitan antara kondisi ekonomi dan kesehatan masyarakat. Untuk menekan angka stunting, tim UMM bermitra dengan tim pengolahan makanan bergizi yang menggunakan bahan pangan lokal.

Para ibu rumah tangga dilatih membuat olahan bergizi untuk balita, sekaligus menjadikannya peluang usaha kecil yang dapat diserap oleh Koperasi Merah Putih.

Baca Juga  BBP Jawa Timur Gandeng Multipihak di Kota Malang, Teguhkan Peran Strategis Penguatan Bahasa Indonesia 

Tak berhenti di pelatihan gizi, UMM juga memberikan pelatihan manajerial dan keuangan. Di lain pihak, UMM juga membangun mindset kewirausahaan bagi calon pelaku usaha di wilayah Soe.

Pendekatan ini untuk melahirkan pelaku usaha baru yang mandiri dan berdaya saing. Harapannya mendorong koperasi tidak hanya menjadi tempat berkumpul, melainkan juga pusat ekonomi.

Sinergi Akademisi dan Pemerintah Daerah

Langkah UMM disambut positif pemerintah daerah. Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan UMKM Kabupaten TTS, Yusak E. Banunaek, menilai kegiatan ini memberi dampak terhadap pemberdayaan masyarakat.

Menurutnya, pelatihan dan pendampingan dari UMM sangat membantu. Setidaknya bisa meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan pengetahuan pelaku koperasi di tingkat desa dan kelurahan.

Pemerintah daerah berharap program ini dapat menjadi model sinergi antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah dalam mengembangkan ekonomi lokal yang berkelanjutan.

Dari Kampus untuk Pemberdayaan

Melalui Program Profesor Penggerak Pembangunan Masyarakat, UMM memperlihatkan bagaimana pengetahuan dapat menjadi instrumen perubahan sosial. Akademisi tidak hanya meneliti dan mengajar, tetapi juga turun langsung mendampingi masyarakat dalam menemukan solusi atas persoalan yang mereka hadapi.

Model pengabdian seperti ini menjadi contoh bagaimana kampus bisa berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih mandiri, sehat, dan sejahtera.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *