
MAKLUMAT – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyatukan kembali gerak organisasi mahasiswa dalam halalbihalal. Silaturahmi ini untuk meningkatkan kebersamaan, refleksi spiritual, serta penguatan peran mahasiswa sebagai agen perubahan.
Cukup banyak fungsionaris kemahasiswaan yang ikut hadir. Sebut saja BEMU, SEMU, KORKOM IMM, BEMFA, Komisariat IMM, SEFA, UKM, hingga HMPS.
Dalam kesempatan ini, Rektor UMM, Prof. Dr. Nazaruddin Malik, SE., M.Si., menegaskan bahwa halalbihalal harus dimaknai lebih dari sekadar rutinitas. Ia mendorong kegiatan ini harus menjadi ruang konsolidasi ide dan energi baru, agar mahasiswa tidak pasif dalam berorganisasi.
Ujian Figur Calon Pemimpin
“Untuk itu, bidang kemahasiswaan tidak terpisah dengan akademik, karena proses pendidikan yang utuh tidak bisa dibentuk di ruang kelas. Justru bisa melalui pengalaman sosial. Kepemimpinan adalah pelajaran paling sulit, dan hanya bisa melalui keterlibatan dalam organisasi,” jelas Nazarudin Malik.
Ia mengajak mahasiswa melakukan refleksi dan pembaruan arah yang penuh fluktuasi. Terlebih bila mencermati 30 tahun pasca-reformasi kerap memunculkan dinamika. Pada titik inilah kapasitas kepemimpinan akan mendapat ujian.
Mahasiswa perlu beradaptasi terhadap tantangan zaman. Termasuk kemampuan menciptakan ‘efek pembalikan’ saat menghadapi krisis sosial, ekonomi, maupun psikologis di tengah masyarakat.

Ajak Organisasi Berpikir Global
“Semangat ini harus menjadi kesungguhan untuk menjaga harapan dan meningkatkan kualitas diri. Banyak mahasiswa berhadapan pada situasi psikososial yang rentan akibat paparan informasi tak terfilter,” ia menjelaskan.
Situasi seperti ini menempatkan kampus akan selalu hadir sebagai pengingat semangat. Itu sebabnya ia mengajak mahasiswa untuk berpikir secara strategis. Tentu tidak terkotak-kotak hanya dalam kampus.
Harapannya agar mahasiswa sanggup berpikir global seperti ekonomi digital, geopolitik, dan konsolidasi sosial. “Forum lintas-organisasi ini harus menjadi ruang diskusi yang konsisten dan memberi dampak luas,” tegasnya.
Organisasi Kampus Corong Kemajuan
Sementara itu, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMM, Prof. Dr., Drs., H. Joko Widodo, M.Si., lebih menyoroti pentingnya cara pandang positif sebagai aktivis mahasiswa.
“Apapun yang terlihat di balik kacamata hitam akan selalu tampak buruk. Tapi kalau melihatnya dengan kacamata bening, pasti ada celah kebaikan. Sukses bukan sekadar jabatan, tetapi memberi manfaat di manapun berada,” ia menegaskan.
Joko Widodo menekankan bahwa organisasi mahasiswa harus menjadi ruang yang dinamis, relevan, dan inklusif bagi seluruh sivitas kampus. Organisasi mahasiswa perlu menjadi wadah untuk menyuarakan gagasan demi kemajuan bersama.