MAKLUMAT – Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berusaha mendorong penguatan peran pekerja sosial medis dalam layanan kesehatan. Sejumlah praktisi yang meliputi dosen, mahasiswa, hingga mitra strategis turut melakukan praktik lapangan
Penguatan ini terlihat dalam Kuliah Tamu Nasional bertema Transformasi Pelayanan Sosial: Inovasi, Kolaborasi, dan Penguatan Lembaga Kesejahteraan Sosial di Aula BAU Kampus III UMM pada Rabu (10/12/2025).
Kegiatan ini dihadiri 300 peserta, yang juga menyaksikan langsung bagaimana pentingnya kolaborasi lintas profesi di rumah sakit sebagai wajah baru pelayanan kesehatan modern.
Tantangan Profesi di Era Instan
Wakil Rektor I UMM membuka acara, disusul sambutan dari Ketua Program Studi dan Dekan FISIP. Dalam kesempatan itu, Ketua Prodi Kesejahteraan Sosial UMM, Hutri Agustino, Ph.D. Ia menegaskan bahwa layanan kesehatan masa kini menuntut pendekatan yang lebih adaptif dan inklusif.
“Perubahan sosial yang cepat mengharuskan pelayanan kesehatan bergerak ke arah yang lebih holistik dan kolaboratif. Di sinilah pekerja sosial medis mengambil peran penting,” ujarnya. Ia menekankan bahwa profesi tersebut semakin dibutuhkan, terutama dalam sistem pelayanan rumah sakit yang melibatkan multi profesi.
Direktur Utama RS dr. Radjiman Wediodiningrat, dr. Yuniar, Sp.KJ., MMRS mengisi sesi pertama. Melalui topik Based Practice Pelayanan Multi Profesi di Rumah Sakit, ia menegaskan bahwa pelayanan yang efektif tak lagi bisa berjalan secara sektoral.
“Kolaborasi dokter, perawat, psikolog, dan pekerja sosial medis berdampak langsung pada kecepatan diagnosa, minimnya miskomunikasi, serta meningkatnya kepuasan pasien,” jelasnya.
Ia mencontohkan bagaimana model layanan multidisiplin diterapkan dalam menangani pasien dengan kebutuhan kompleks. Para pekerja sosial medis berperan menjembatani aspek sosial pasien, membantu keluarga memahami kondisi, hingga merumuskan keberlanjutan layanan.
“Inilah penguatan layanan kesehatan yang berorientasi pada pasien,” tegasnya.
Sesi berikutnya menghadirkan akademisi UMM, Dr. Rinikso Kartono, M.Si., yang mengupas Peluang dan Tantangan Praktik Pekerja Sosial Medis di Indonesia. Menurutnya, kebutuhan tenaga profesional di bidang ini terus meningkat seiring keragaman masalah kesehatan masyarakat.
Pentingnya Kolaborasi Lintas Profesi
Namun, tantangannya tak sedikit, mulai dari regulasi yang belum sepenuhnya mendukung, keterbatasan SDM terlatih, hingga minimnya pemahaman lintas profesi tentang kontribusi pekerja sosial dalam tim medis.
“Peran pekerja sosial medis itu kunci. Mereka menjembatani sisi medis dan sosial pasien, sesuatu yang tak bisa dikerjakan profesi lain. Karena itu, penguatan kompetensi, advokasi kebijakan, dan kolaborasi antarprofesi harus terus ditingkatkan,” ujarnya.
Melalui forum ini, UMM menegaskan komitmennya untuk memperkuat pembangunan sosial dan mencetak lulusan yang kompeten, berkarakter, serta siap menghadapi tantangan global.
Program Studi Kesejahteraan Sosial UMM berharap pekerja sosial medis semakin diakui sebagai bagian penting dalam pelayanan kesehatan modern, sekaligus menjadi motor perubahan dalam sistem rumah sakit di Indonesia.