MAKLUMAT – United Nations Children’s Fund (UNICEF) memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Kota Surabaya atas terpilihnya kota ini sebagai salah satu dari 50 finalis global Bloomberg Philanthropies Mayors Challenge 2025.
Bloomberg Philanthropies Mayors Challenge 2025 adalah sebuah kompetisi internasional yang menyoroti inovasi perkotaan dengan dampak nyata bagi kehidupan warga.
Kompetisi bergengsi tersebut diikuti oleh ratusan kota di seluruh dunia yang menampilkan solusi inovatif untuk tantangan perkotaan. Surabaya menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang berhasil masuk tahap final tahun ini, berkat inisiatifnya dalam mengatasi polusi plastik melalui penggunaan popok kain ramah lingkungan produksi lokal.
Kebijakan tersebut dinilai bukan hanya menawarkan solusi ekologis, melainkan juga mendorong ekonomi sirkular dengan melibatkan industri rumahan dan komunitas lokal, termasuk perempuan dan anak muda.
“Kami sangat bangga atas inisiatif Surabaya dalam mengatasi polusi plastik dengan solusi yang melindungi lingkungan dan sumber air, sekaligus menciptakan lapangan kerja hijau serta memberdayakan komunitas,” ujar Arie Rukmantara, Chief of Field Office UNICEF di Pulau Jawa, Senin (13/10/2025).
Menurut Arie, langkah Surabaya selaras dengan visi global UNICEF tentang pembangunan kota yang layak anak, di mana setiap kebijakan publik menempatkan kesejahteraan anak sebagai inti pembangunan.
“Ini bukan sekadar proyek penyelamatan lingkungan, ini adalah gerakan yang melindungi keluarga dan kesehatan anak-anak. Kota yang Layak Anak adalah Kota yang Layak untuk Semua Orang,” tambahnya.
Program inovatif ini berangkat dari persoalan nyata yakni limbah popok sekali pakai yang menjadi salah satu penyumbang terbesar pencemaran di sungai-sungai kota. Melalui pendekatan berbasis komunitas, Surabaya mendorong penggunaan popok kain yang dapat digunakan kembali. Selain mengurangi limbah plastik, kebijakan ini turut memberdayakan industri rumahan dan UMKM lokal dalam produksi serta distribusi popok ramah lingkungan tersebut.
Inovasi ini juga memperkuat posisi Surabaya sebagai Kota Layak Anak Utama, status yang telah disandangnya selama beberapa tahun terakhir. UNICEF menilai, integrasi antara isu lingkungan, ekonomi, dan partisipasi masyarakat merupakan kekuatan utama Surabaya di tingkat global.
Sebagai finalis, Surabaya akan menerima hibah sebesar 50.000 dolar AS untuk menguji dan menyempurnakan ide inovatifnya. Kota ini juga akan mendapatkan pendampingan dari para ahli internasional untuk memperkuat aspek implementasi dan keberlanjutan.
Pada awal 2026, Bloomberg Philanthropies akan mengumumkan 25 kota pemenang utama, yang masing-masing akan memperoleh hibah sebesar 1 juta dolar AS beserta dukungan teknis jangka panjang.
Arie menambahkan, capaian ini melanjutkan rekam jejak internasional Surabaya yang sebelumnya mendapat pengakuan di Child Friendly City Summit 2024 di Jinan, Tiongkok, serta Teens Square Tokyo Project 2025 di Jepang.
“Kami mendukung penuh Surabaya untuk melangkah ke tahap berikutnya, sebagai kota yang terus menunjukkan tekad naik kelas dalam inovasi sosial,” ujarnya.