MAKLUMAT — Universitas Udayana (Unud) berencana membangun tempat ibadah bagi mahasiswa dan civitas akademika Muslim, bahkan semua agama, di lingkungan kampus. Hal itu sekaligus menegaskan komitmen Unud dalam menciptakan lingkungan kampus yang inklusif dan religius.
Rencana tersebut mengemuka dalam audiensi antara Persaudaraan Muslim Udayana (PMU) dan jajaran pimpinan Unud, yang dihadiri Wakil Rektor IV Prof Dr dr I Putu Gede Adiatmika MKes dan Wakil Rektor III Prof Dr Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya SP MAgr, yang berlangsung pada Selasa (15/7/2025).
Dalam forum tersebut, PMU—yang merupakan wadah dari sejumlah organisasi mahasiswa muslim seperti UKKI, FPMI, FSLDK Provinsi Bali, IMM, PMII, hingga HMI Cabang Denpasar—menyampaikan aspirasi terkait belum tersedianya fasilitas ibadah bagi umat Islam di lingkungan kampus.
Merespon hal itu, pihak universitas menyatakan keseriusannya dengan sejumlah langkah konkret. Pertama, Gedung USDI lama akan direnovasi menjadi bangunan dua lantai dan dirancang khusus untuk mengakomodasi tempat ibadah bagi mahasiswa muslim. Kedua, proses finalisasi anggaran proyek ini ditargetkan selesai pada Desember 2025.
Lebih dari itu, universitas juga tengah mengupayakan penyediaan ruang ibadah sementara sebagai solusi jangka pendek.
Penyesuaian Jadwal Perkuliahan dengan Waktu Ibadah
Selain itu, Prof Dr dr I Putu Gede Adiatmika MKes, dalam audiensi tersebut juga menyoroti persoalan jadwal kuliah yang kerap bentrok dengan waktu ibadah Salat Jumat bagi umat Islam. Sebab itu, ia menegaskan bakal segera berkoordinasi dengan semua fakultas, agar jadwal kuliah lebih fleksibel dan tidak menghambat kewajiban ibadah.
“Kami merasa Ibadah Jumat khususnya perlu perhatian lebih, dikarenakan harus ibadah berjamaah dan dilakukan pada jam kuliah,” ujarnya, dalam keterangan yang diterima Maklumat.id, Rabu (16/7/2025).
Bakal Bangun Fasilitas Ibadah Semua Agama
Tak hanya fokus pada fasilitas ibadah untuk umat Islam, Adiatmika juga mengungkapkan rencana lebih besar untuk menyediakan tempat peribadatan bagi seluruh pemeluk agama di lingkungan kampus Unud.
“Kami berkomitmen untuk mengawal pembangunan ini terutama untuk semua mahasiswa beragama (dan) civitas (di lingkungan kampus) Udayana. Ya, artinya nanti kita akan upayakan semua bangunan tempat peribadatan (berbagai agama) berdiri di kampus Unud,” tandasnya.
Langkah Progresif dan Inklusif
Menyambut baik hasil audiensi tersebut, pihak PMU menyampaikan rasa syukur dan dukungan penuh atas rencana dan langkah yang diambil Rektorat Unud. Bahkan, mereka menyebutnya sebagai langkah yang progresif dan inklusif.
“Kami sangat bersyukur dan mengapresiasi langkah progresif Rektorat Universitas Udayana di bawah kepemimpinan Bapak Rektor, Prof Dr Ir IKetut Sudarsana ST PhD,” kata salah seorang perwakilan PMU dalam keterangannya.
“Keputusan ini merupakan bukti nyata komitmen Universitas Udayana dalam menciptakan lingkungan akademik yang inklusif dan religius bagi seluruh mahasiswa,” sambungnya.
Selain itu, PMU juga menilai kebijakan tersebut sebagai sebuah terobosan penting, yang diharapkan dapat membawa dampak besar bagi kehidupan spiritual mahasiswa di masa mendatang.
“Keputusan untuk mengalokasikan fasilitas ibadah di area rektorat adalah sebuah terobosan yang akan memberikan dampak positif jangka panjang bagi seluruh civitas akademika muslim,” harap PMU.
“Kami percaya, dengan dukungan penuh dari pimpinan universitas, proyek ini akan berjalan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan spiritual mahasiswa,” imbuhnya.
Lebih jauh, PMU berharap pembangunan fasilitas ibadah tersebut dapat segera terwujud dan menjadi contoh inspiratif bagi kampus-kampus lain dalam memenuhi hak dasar mahasiswa untuk beribadah. Komitmen Unud itu dinilai sebagai langkah strategis dalam memperkuat pembinaan karakter dan moralitas mahasiswa di tengah dinamika kehidupan kampus.